Kamis 24 Mar 2016 16:40 WIB

Rintikan Hujan dan Suasana Haru Iringi Peluncuruan Buku Megawati

Peluncuran Buku Megawati
Foto: Istimewa
Peluncuran Buku Megawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran Buku Megawati dalam Catatan Wartawan berlangsung di ruang terbuka di Gedung Arsip Nasional, Jakarta belum lama ini. Pada pelaksanaannya, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menangkap banyak hal unik terjadi. 

Diakuinya, memang mengadakan kegiatan di ruang terbuka bukan tanpa resiko. Undangan diminta hadir sejak pukul 5 sore dan saat itulah ancaman hujan ditengah mendung gelap gulita pun menghadang. Hujan rintik-rintik menjadi penanda ancaman hujan kian nyata. 

Hasto Kristiyanto, menceritakan bagaimana dirinya beberapa kali terlihat menatap ke langit, memejamkan mata dengan posisi kedua tangan di depan pusar perutnya. 

"Tiba-tiba datanglah Rahmat Hidayat, anggota DPR RI, sekaligus Ketua DPD PDIP Nusa Tenggara Barat dan menawarkan untuk berdoa. Doanya khas NTB. Tak Kalah dengan Rahmat, Imam Soeroso anggota DPR RI dari Jawa Tengah, tak mau ketinggalan untuk berdoa memohon kepada Tuhan. Demikian halnya Sri Mastuti, sekretaris Megawati, terlihat ikut berdoa," papar Hasto di Jakarta, Kamis (24/3).

Sri Mastuti yang telah bersama Megawati sejak tahun 1980 lalu menambahkan, Doa spontanitas kepada Sang Pencipta Alam Semesta itupun diam-diam diikuti oleh Budi yang merupakan sopir pribadi Hasto Kristiyanto.

"Mas Budi buru-buru ke mushola dan ikut berdoa. Beberapa saat sebelumnya, Pak Mien, yang setia mengabdi kepada Ibu Megawati juga berdoa di kamarnya. Ahasil, meskipun mendung gelap gulita, keseluruhan acara pun berjalan lancar," ucap Sri, yang kemudian diakhir acara didaulat menerima buku secara langsung dari tangan Megawati. 

Usai menerima buku, Sri tampak terharu dan bahagia. Tampak air mata menetes. Megawati tersenyum melihat hal itu. Para penulis yang bersama Megawati saat penyerahan buku, ikut memberikan applaus bagi Sri.

Hasto melanjutkan ceritanya, yang dirasakannya lucu, yakni ketika Paspampres bersiap menjemput mobil Megawati dengan bersiap-siap membawa payung. 

Melihat hal tersebut, Hasto buru-buru mengingatkan bahwa payung itu tidak perlu dikeluarkan. 

"Kita semua harus percaya bahwa hujan tidak akan turun. Jadi simpan saja payung itu," pinta Hasto kepada beberapa pengawal yang berdiri dengan tegak tersebut.

Hasto menyebutkan, acara pun berjalan lancar, berkat doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang dilakukan dengan cara gotong royong tersebut.

"Itulah hakekat Ketuhanan yang berkebudayaan sebagaimana disampaikan Bung Karno," pungkas Hasto sambil tersenyum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement