REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Kawasan Wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, dinilai paling siap untuk diajukan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sumatera Barat karena memenuhi syarat ketersediaan lahan seluas 400 hektar dalam satu hamparan.
"Kami akan fokus menyiapkan daerah ini agar benar-benar bisa menjadi salah satu KEK di Indonesia," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Kamis (24/3).
Ia menambahkan, awalnya ada tiga daerah yang rencananya dipersiapkan untuk KEK yaitu Kawasan Wisata Mandeh Pesisir Selatan, kawasan di Dharmasraya, dan Sijunjung. Namun, dalam perkembangannya, Kawasan Wisata Mandeh dinilai yang paling siap sehingga pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan didorong untuk serius dalam pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur. "Mana yang terkendala, segera laporkan ke provinsi. Saya dan Gubernur Irwan Prayitno akan memberikan perhatian khusus untuk hal ini," ujarnya.
Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar menyatakan pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan daerah "Bukik Ameh" yang berada dalam Kawasan Wisata Mandeh untuk program KEK. "Kawasan itu ada hamparan seluas 500 sampai 600 hektar yang bisa dikembangkan. Sekitar 200 hektare memang masih ada pemukiman warga, tetapi sekarang sudah dalam proses pembebasan lahan," ujarnya. Ia meyakinkan, secara prinsip, masyarakat mendukung program tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumbar, Burhasman mengatakan, sesuai UU Nomor 39/ 2009 pasal 2, KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geo ekonomi, dan geo strategi yang berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Menurutnya, "Bukik Ameh" yang berada dalam Kawasan Wisata Mandeh memenuhi syarat untuk hal itu. "Kami akan serius bekerja untuk mempersiapkan daerah ini," ujarnya.