Rabu 23 Mar 2016 21:11 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Canangkan Gerakan Revolusi Mental

Menko PMK Puan Maharani (kedua kanan) bersama Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto (kedua kiri), Ketua Dewas Guntur Witjaksono (kiri) dan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional TB Rachmat Sentika (kanan) saat menghadiri acara deklarasi Gerakan Nasional Rev
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menko PMK Puan Maharani (kedua kanan) bersama Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto (kedua kiri), Ketua Dewas Guntur Witjaksono (kiri) dan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional TB Rachmat Sentika (kanan) saat menghadiri acara deklarasi Gerakan Nasional Rev

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- BPJS Ketenagakerjaan mendeklarasikan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan mengambil tema “Etos Kerja Merajut Sejahtera di Hari Esok”, Rabu (23/3). Maksud dari tema ini adalah untuk mendukung peningkatan kualitas dan kecepatan pelayanan agar kepuasan peserta dapat tercapai serta menjamin kesejahteraan pekerja di masa tuanya nanti.

Deklarasi yang berlangsung di halaman parkir Gedung Pusat BPJS Ketenagakerjaan, Jakarta, berjalan dengan hikmat. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto bersama dengan jajaran Direksi dan Dewan Pengawas hadir dan mendeklarasikan GNRM.

Menurut Agus, membangun perubahan pola pikir pelayanan publik BPJS Ketenagakerjaan dalam melayani seluruh pekerja di Indonesia beserta keluarganya merupakan salah satu aspek perwujudan GNRM. Pelayanan publik yang dijalankan oleh BPJS Ketanagekerjaan perlu dilandasi dengan nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong, sehingga BPJS Ketenagakerjaan mampu memenuhi ekspektasi masyarakat dalam memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya, menjadi mitra terpercaya bagi pengusaha dan berperan serta dalam pembangunan.

“Kami pastikan BPJS Ketenagakerjaan menjalankan prinsip good governance untuk menciptakan pengelolaan organisasi yang profesional, transparan, dan bebas dari benturan kepentingan demi mencapai kesejahteraan pekerja Indonesia,” kata Agus.

Nilai-nilai GNRM yang terdiri dari integritas, etos kerja dan gotong royong, kata Agus, relevan dan sejalan dengan nilai-nilai budaya dan etos kerja yang dimiliki insan BPJS Ketenagakerjaan.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, yang juga ditunjuk sebagai Koordinator GNRM oleh Presiden RI turut menghadiri Deklarasi GNRM BPJS Ketenagakerjaan. Menurut Puan, revolusi mental bukan pekerjaan satu-dua hari melainkan sebuah gerakan nasional jangka panjang dan terus menerus.

“Kerja keras yang kita lakukan hari ini menentukan nasib anak cucu kita di masa depan,” kata Puan.

Komitmen dan simbolisasi deklarasi GNRM BPJS Ketenagakerjaan ditandai dengan pemasangan sebanyak 1.001 buah puzzle oleh insan BPJS Ketenagakerjaan yang akan membentuk logo GNRM BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, kegiatan ini juga akan di masukkan kedalam Museum Rekor Indonesia sebagai rekor pemasangan puzzle dengan jumlah terbanyak.

Deklarasi Gerakan Revolusi Mental dibacakan oleh Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Naufal Mahfudz yang didampingi oleh para Agen Revolusi Mental BPJS Ketenagakerjaan. Acara dilanjutkan dengan //video conference// dengan tiga Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan.

Pada kesempatan yang sama diserahkan pula Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), yaitu kepada ahli waris Almarhum Bambang Irawan, Plantation Director  PT Satria Multi Sukses, pekerja penerima upah (PPU) Kepesertaan Kantor Cabang Pontianak yang meninggal dunia di tempat kerja. Total santunan yang dibayarkan kepada ahli waris sebesar Rp 3.577.988.210 yang terdiri atas santunan kecelakaan kerja, santunan berkala, biaya pemakaman, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement