REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Meilissa Aster Ilona (36 tahun), salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban serangan Brussels, Selasa (22/3), merupakan lulusan Universitas Bina Nusantara (Binus).
Meilissa bekerja di ABC Contracting Belgia sejak Januari 2009. Saat kejadian, Meilissa bersama dua anaknya, Lucie Vansilliette (empat tahun) dan Philippe Vansilliette (enam tahun) berada di Bandara Internasional Zayantem untuk mengunjungi Indonesia.
Sekretaris Pertama Fungsi Penerangan Sosbud KBRI Brussels, Devdy Risa mengatakan, ketiganya masih berada di ICU Rumah Sakt Universitas Leuve. Meilissa dan putrinya mengalami luka bakar serius dan berada dalam kondisi kritis.
"Kondisi putranya jauh lebih stabil," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (23/3).
Ketiganya diketahui sebagai warga negara Indonesia karena paspor Indonesia yang ditemukan. Namun, kedua anak Meilissa memiliki kewarganegaraan ganda lantaran sang ayah yang merupakan warga Belgia.
Saat ini, pihak KBRI masih menggali informasi lebih lanjut terkait WNI yang menjadi korban. "Sampai saat ini masih tiga itu saja (WNI) yang menjadi korban," katanya.
Polisi Belgia telah mengidentifikasi tersangka utama serangan dan dua yang diduga pembom bunuh diri. Keduanya terhubung langsung dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang terkait dengan serangan Paris November, lalu.
Najim Laachraoui (25 tahun) diyakini menjadi orang yang dilihat dalam kamera pengawas. Ia mendorong troli bagasi dan kemudian berjalan keluar dari terminal bandara.
Sebelumnya, beberapa media melaporkan ia telah ditangkap di sektor Brussels, Anderlecht. Tetapi mereka kemudian mengatakan orang yang ditahan bukanlah Laachraoui.
Menteri Kesehatan Maggie De Block mengatakan, korban tewas dalam serangan di ibu kota Belgia, rumah Uni Eropa dan NATO meningkat menjadi sedikitnya 31 orang dengan sekitar 260 orang terluka. Namun, angka tersebut bisa bertambah mengingat stasiun metro Maelbeek yang hancur berkeping-keping, korban juga sulit untuk diidentifikasi.
Salah satu tersangka terlihat di kamera keamanan mendorong troli bagasi di bandara sebelum meledakkan diri. Ia diidentifikasi sebagai Brahim El Bakraoui. Saudaranya Kalid dikabarkan meledakkan dirinya di kereta metro.
Keduanya memiliki catatan kriminal arena perampokan bersenjata, tetapi sebelumnya tidak pernah dihubungkan dengan ISIS.