REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kawasan yang terdapat pataha atau sesar Cimandiri di Kabupaten Sukabumi sangat rawan pergerakan tanah.
Ancaman ini akan semakin besar ketika memasuki musim penghujan. Data Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, patahan Cimandiri melintasi sejumlah kecamatan di Sukabumi. Di antaranya Gegerbitung, Nyalindung, Bantargadung, dan Palabuhanratu.
Kepala Bidang Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Dinas PESDM Kabupaten Sukabumi, Agus Permana menerangkan, potensi pergerakan tanah di kawasan yang dilintasi patahan Cimandiri cukup besar.
"Namun, kerawanannya dipetakan berdasarkan zona baik rendah, sedang, dan tinggi," terang dia kepada wartawan Rabu (23/3).
Agus mengatakan, pemetaan ini tidak berarti membedakan tingkat kewaspadaan. Pasalnya, bila tidak diantisipasi maka zona rendah dan sedang sewaktu-waktu akan berubah menjadi tinggi.
Menurut Agus, penyebab terjadinya pergerakan tanah diantaranya akibat faktor geologis dan keairan. Termasuk, vegetasi tanaman yang ada di kawasana patahan cukup menentukan pergerakan tanah.
Lebih lanjut Agus menerangkan, Dinas PESDM secara rutin melakukan pemetaan kawasan rawan bencana di lokasi patahan Cimandiri.
Upaya ini dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi. Nantinya, hasil dari pemetaan menjadi bahan untuk pencegahan bencana seperti upaya relokasi warga yang tinggal di zona kerawanan yang tinggi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi menerangkan, hampir semua wilayah di Sukabumi rawan terjadi pergerakan tanah. Sehingga warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana. Terlebih, intensitas hujan akhirr-akhir ini cukup tinggi.