Rabu 23 Mar 2016 13:14 WIB

Wapres Minta WNI Waspada Pascaledakan di Brussels

Petugas paramedis membantu seorang korban dalam ledakan bom di Stasiun Metro, Brussels, Belgia, Selasa (22/3).
Foto: AP
Petugas paramedis membantu seorang korban dalam ledakan bom di Stasiun Metro, Brussels, Belgia, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia di Eropa dan Timur Tengah berhati-hati pascaledakan yang terjadi di Brussels, Belgia, Selasa (22/3).

"Jadi, keadaan sekarang itu bukan hanya di Eropa, tetapi juga di Asia, di Turki, apalagi Timur Tengah. Semuanya harus berhati-hati tanpa mengurangi kegiatannya," kata Wapres di sela-sela kunjungan kerjanya ke Kota Sanya, Hainan, Tiongkok, Rabu (23/3).

Wapres juga meminta kepada seluruh WNI yang ada di luar negeri untuk segera melaporkan kepada kantor perwakilan Indonesia, melalui kedutaan besar atau konsulat jenderal setempat, jika menemukan gejala-gejala mencurigakan di sekitarnya. WNI harus meningkatkan kewaspadaan mengingat aksi teror bisa terjadi di mana saja.

"Di dunia ini tidak ada daerah yang imun terhadap aksi-aksi teror seperti ini. Hati-hati saja dan mereka harus melaporkan ke kedutaan supaya deteksi dan membantunya mudah," ujarnya.

Pada Selasa, 22 Maret sekitar pukul 8 pagi waktu setempat terjadi ledakan di aula utama keberangkatan Bandara Zaventem. Otoritas Bandara telah mengamankan lokasi, mendirikan crisis center, dan mengkonfirmasikan bahwa aksi tersebut merupakan bom bunuh diri.

Satu jam setelah bom di Bandara Zaventem, terjadi ledakan di salah satu gerbong kereta di Stasiun Metro Maelbeek (14 km dari Zaventem dan 6,5 km dari KBRI Brussel). Stasiun metro ini terletak berdekatan dengan kawasan Komisi Eropa dan Parlemen Eropa.

Pemerintah Belgia menetapkan status siaga empat paling berbahaya satu tingkat sebelum darurat militeruntuk seluruh wilayah Belgia. Warga juga diimbau menghindari tempat keramaian, jalur transportasi umum dan pusat kota.

Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir menambahkan tiga dari puluhan korban ledakan tersebut merupakan warga negara Indonesia, yakni seorang ibu dan dua anaknya. "Laporan terakhir ada warga kita menjadi korban luka, sekarang sudah dirawat di rumah sakit di Belgia. Dia bersama dengan anaknya sedang akan melakukan perjalanan kembali ke Indonesia," kata Wamenlu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement