REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Aksi unjuk rasa dan mogok yang dilakukan oleh sopir taksi di Jakarta pada hari Selasa (22/3) ini, menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
Untuk mengatasi hal tersebut, Operation and Services Executive Manager PT Angkasa Pura II Andika Suryaman mengaku sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan armada bus tambahan untuk mengangkut penumpang dari bandara Soetta.
"Iya memang terjadi penumpukan, kami sudah mengantisipasi dengan meminta Blue Bird untuk menerjunkan armada busnya. Dan juga meminta Damri untuk menambah armadanya," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (22/3).
Tidak hanya itu, dia juga sudah meminta layanan rent car dari Primer Koperasi Mabes TNI AU (Primkopau) untuk mengerahkan armadanya, membantu mengangkut penumpang. Penumpukan penumpang terjadi hingga siang sekitar pukul 12.00 WIB.
Bahkan, satpam terpaksa mengizinkan taksi mengambil penumpang di area drop off karena kekurangan taksi. Padahal peraturannya di area tersebut tidak diperbolehkan mengangkut penumpang. Namun, penumpukan tersebut berangsur normal setelah bus-bus tersebut dikerahkan.
Andika berharap aksi demonstrasi para sopir taksi tersebut tidak kembali dilakukan hingga keesokan harinya, bahkan besok lusa. Karena hal itu tentu akan mengurangi kualitas pelayanan PT Angkasa Pura II selaku operator bandara internasional Soetta. Meskipun hanya pelayanan pasca penerbangan.
Akibat kejadian tersebut, dia mengaku PT Angkasa Pura II tidak mengalami kerugian materiil yang signifikan. Meskipun ada, hal itu hanya berasal dari pendapatan parkir yang berkurang karena sepinya taksi yang beroperasi di area bandara.
"Untuk kerugian materiil ada, tapi tidak terlalu signifikan. Paling hanya dari pemasukan parkir dari taksi yang biasa masuk di area bandara. Namun yang menjadi perhatian kami adalah pelayanan yang menurun karena adanya demo ini," jelasnya.