REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini tersedia banyak aplikasi dan situs yang memberikan kemudahan bagi masyarakat terutama generasi millenial untuk melakukan transaksi secara online atau daring. Di antaranya, e-banking, game online, pembelian tiket konser, hingga pembelian gadget seharga puluhan juta rupiah.
“Kemenkominfo memperkirakan pada 2016 ini transaksi e-commerce dapat mencapai 25 miliar dolar AS,” ujar Iwan Setyawan, CEO Provetic, Senin (21/3).
Generasi millenial sebagai digital native sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pengelolaan keuangan secara virtual. Hal tersebut selain karena tingkat pendidikan yang semakin baik, juga didukung tersedianya banyak informasi yang semakin mudah diakses baik melalui online maupun offline.
Menurut riset berbasis media sosial lembaga independen Provetic, lebih dari 30 persen dari 7,809 perbincangan mengenai transfer uang melalui sosial media mengatakan netizen merasa fasilitas ini menguntungkan. Mereka merasa kemudahan fasilitas bertransaksi melalui media daring sangat membantu kegiatan mereka sehari-hari
“Telah terjadi perubahan kebiasaan terutama di kalangan millennial dalam menggunakan media online sebagai alat bertransaksi,” jelas Iwan.
Selain bertransaksi secara daring, 55 persen generasi millennial juga memiliki kecenderungan melakukan hang out di dunia maya. Jumlah tersebut lebih banyak dari mereka yang memilih hang out di mall sebanyak 47 persen, di coffee shop sebanyak 42 persen, dan di restoran cepat saji (39 persen).
Keterikatan generasi millenial akan teknologi terlihat dari 84 persen responden yang menyatakan mereka tidak bisa meninggalkan rumah tanpa membawa ponsel. Selain itu, rata-rata dari mereka memiliki minimal 5 buah gadget termasuk telepon pintar, tablet, dekstop/laptop, game console dan TV.
“Keterikatan mereka akan dunia teknologi juga ditunjang dengan tingkat kepercayaan mereka yang semakin baik terhadap aspek keamanan dalam bertransaksi secara elektronik,” kata dia.
Survey online juga dilakukan Facebook yang dilaksanakan Crowd DNA dalam pengawasan Facebook, terhadap 1,000 responden berusia antara 13 sampai 24 tahun. Sebanyak 73 persen dari mereka memiliki ketertarikan tinggi terhadap perkembangan teknologi dan 75 persennya merasa mengetahui teknologi lebih baik daripada orang tua mereka.