Senin 21 Mar 2016 21:58 WIB

Psikolog: Gaya Kebanci-bancian Bukan untuk Candaan

Rep: c21/ Red: Karta Raharja Ucu
 Ilustrasi penderita homoseksual.
Ilustrasi penderita homoseksual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parental Communication Specialist Hana Yasmira berpendapat, kampanye secara berkala tentang bahaya LGBT bisa menyadarkan masyarakat. Salah satu upaya kampanye adalah dengan pelarangan tayangan kebanci-bancian di televisi yang dikeluarkan KPI.

Ia mengakui setiap kampanye pasti ada imbasnya. "Seperti kayak dulu kita menanggap rokok biasa, namun setelah dikampanyekan terus menerus. Akhirnya masyarakat menyadari bahwa merokok aktifitas tidak sehat, dan tidak sejalan dengan pola hidup sehat," kata dia, Senin (21/3).

Hanna menuturkan sekarang masyarakat sudah sadar gaya hidup sehat dengan tidak merokok. Pelarangan KPI menurut dia bisa membuat masyarakat sadar jika gaya kebanci-bancian bukan untuk diperolok-olok, dipermainkan dan diterima dengan mudah.

"Atau bagian dari gaya hidup yang kita jalani," tutur dia.

Hanna menekankan apapun bentuk kampanye adalah untuk memberikan kesadaran pada masyarakat. Sementara tingkat keberhasilan harus diukur tentang kampanye sosial, sebelum dan sesudahnya apakah ada penurunan atau peningkatan.

"Tapi kampanye topiknya, kampanyenya adalah dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat," kata dia.

Idealnya, kata dia, kampanye dapat membuat masyarakat sadar dengan isu yang disampaikan. Dampak psikologi memang tidak bisa dilihat karena berada di dalam, namun untuk kesadaran dapat terlihat.

"Pembicaraan terhadap LGBT memang marak, namun setahu saya kampanye secara sistematis seperti perang terhadap tembakau, belum ya," kata dia. "Kalau tembakau kampanye cukup terintegrasi, ada hari anti tembakau."

Kemudian menurutnya, kampanye LGBT yang dilakukan belum terintegrasi. Namun baru membuat masyarakat mengerti terhadap adanya perilaku LGBT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement