Senin 21 Mar 2016 19:08 WIB

Warga Rusia Nyalakan Lilin Duka Cita Jatuhnya FlyDubai

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
 Puing pesawat Flydubai yang jatuh Sabtu, 19 Maret 2016 saat mencoba mendarat dalam cuaca buruk di selatan Rusia dan menewaskan seluruh 62 orang di dalamnya.
Foto: STR / AFP
Puing pesawat Flydubai yang jatuh Sabtu, 19 Maret 2016 saat mencoba mendarat dalam cuaca buruk di selatan Rusia dan menewaskan seluruh 62 orang di dalamnya.

REPUBLIKA.CO.ID, ROSTOV on DON -- Masyarakat di Kota Rostov on Don, Rusia, menggelar upacara duka cita menyusul jatuhnya pesawat maskapai FlyDubai pada Sabtu (19/3).

Warga terus mendatangi bandara Rostov yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan FZ981 itu. Mereka meletakkan bunga dan menyalakan lilin di area bandara tersebut. Kota yang berpenduduk 1 juta jiwa ini masih kaget dengan insiden tersebut.

“Semua orang berduka, rasa sakit terbesar dirasakan kerabat korban, rasa kehilangan yang tidak tergantikan. Tetapi kami juga berduka,” kata seorang warga kota Rostov kepada AFP, Senin (21/3). (Kotak Hitam Ditemukan, Inikah Penyebab Jatuhnya FlyDubai?).

Dia juga merasa ikut sedih terhadap penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan nahas tersebut sehingga ia mendatanngi bandara. Ia menambahkan, seluruh kota berduka dan masyarakat mengenang serta menghormati korban tewas.

Warga yang berkumpul juga mengheningkan cipta sejenak untuk menghormati para korban pesawat. Mereka juga meletakkan banyak karangan bunga di pintu masuk bandara sembari membaca nama 55 penumpang dan tujuh awak yang berada di pesawat tersebut.

Penumpang dan kru pesawat terdiri dari 35 perempuan, 23 pria, dan empat anak-anak. Selain Rusia, mereka berasal dari negara lain seperti Spanyol, Ukraina, India, Siprus, Kolombia, Kyrgystan, Uzbekistan, dan Seychelles.

Warga Rostov lainnya mengaku heran mengapa pesawat tidak dialihkan ke bandara lainnya karena saat itu wilayah Rostov tengah dilanda cuaca buruk. “Pertanyaan yang ditanyakan orang-orang adalah mengapa pilot tidak menerbangkan pesawat ke Krasnodar atau Mineralnye Vody,” kata penduduk lainnya bernama Yekaterina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement