REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolonel Inf Ontang Sitindaon, salah satu korban jatuhnya Helikopter Bell 412 di Poso sempat menghubungi keluarganya sebelum bertolak ke Poso. Tak ada pesan apa apa sebelum kepergian Ontang, ia hanya menyapa seluruh keluarganya yang saat itu sedang berkumpul arisan.
Adik kandung Ontang, Martin Sitindaon mengatakan, Ontang sempat menelpon keluarga besarnya pada pagi hari. Ia memang mengatakan akan pergi ke Poso untuk menunaikan tugas.
"Tadi pagi sempat ada arisan keluarga, tadi Pak Ontang juga telepon, karena ada acara di rumah. Dia titip salam untuk keluarga," ujar Martin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/3).
Martin mengatakan, ia sendiri baru mendapatkan kabar Ontang merupakan salah satu korban dari kecelakaan tersebut dari media massa. Ia dan keluarga baru saja menerima kabar resmi dari pihak Mabes TNI.
Martin sempat mencoba menghubungi Ontang untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut. Ia juga mencoba menghubungi anak Ontang untuk mengetahui kabar tersebut. Tapi anak Ontang juga tidak menjawab panggilannya.
"Tapi tadi saya sempat ditelepon kakak saya yang di Bali, dia nelepon sudah nangis-nangis," tambah Martin.
Ontang merupakan satu dari 13 penumpang yang ikut dalam jatuhnya helikopter di Poso. Helikopter milik TNI AD jenis Bell 412 EP itu meledak di wilayah Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Kejadian sekitar pukul 17.55 WITA.
Berikut ini 13 korban kecelakaan Helikopter di Poso: Kol. Inf. Saiful Anwar (Danrem 132 Tadulako), Kol. Heri (BAIS), Kol. Inf. Ontang R. P. (Satgas Intel Imbangan), Letkol Cpm Tedy (Dandenpom), Mayor Inf. Faqih (Kapten Rem), Dr. Kapt Yanto, Prada Kiki (Ajudan Danrem), Kapt. Cpn Agung, Lettu Cpn Wiradi, Letda Cpn Tito, Serda Karmin, Sertu Bagus, dan Pratu Bangkit.