Ahad 20 Mar 2016 21:39 WIB

Pemerintah Kebut Pembebasan Tanah Tol Surabaya-Mojokerto

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Petugas mempersiapkan peresmian pengoperasian Tol Surabaya-Mojokerto (Tol Sumo) di Gerbang Tol Penompo, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (19/3).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petugas mempersiapkan peresmian pengoperasian Tol Surabaya-Mojokerto (Tol Sumo) di Gerbang Tol Penompo, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) ditargetkan rampung secara keseluruhan pada 2017. Saat ini pemerintah tengah fokus melanjutkan sisa pembangunan, di antaranya proses pembebasan lahan yang masih bersisa 13 persen lagi.

"Hingga saat ini 87 persen telah berhasil dibebaskan, kita targetkan pembebasa tanah sisanya akan selesai dalam tiga bulan ke depan," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Hediyanto W. Husaini pekan ini.

Dana pembebasan lahan tersebut akan diperoleh dari pinjaman Jasa Marga. Nominalnya sekitar Rp 300 miliar.  Hediyanto menguraikan, Tol Sumo yang memiliki panjang 36,27 kilometer tersebut memerlukan dana senilai Rp 556 miliar.

Pembebasan tanah Tol Sumo dilakukan terhadap tiga Kabupaten yaitu Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto serta satu kota yaitu Surabaya. Jika aspek pengadaan tanah selesai dalam tiga bulan, maka tol Sumo akan dapat beroperasi penuh pada tahun depan.

Saat ini Tol Sumo telah rampung mengoperasikan seksi IV ruas Krian-Mojokerto sepanjang 18,47 kilometer. Bagian dari tol Sumo lainnya yang telah beroperasi yakni seksi IA, Waru-Sepanjang (2,3 kilomeer) sejak Agustus 2011. Pemerintah memberikan konsesi selama 42 tahun kepada PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) selaku Badan Usaha Jalan (BUJT) Jalan Tol Sumo.

Sisanya, berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Marga, hingga saat ini Seksi II, WRR-Driyorejo (5,1 kilometer) dan Seksi III, Driyorejo-Krian (6,1 kilometer), progres pembebasan tanahnya masing-masing sudah mencapai 67,75 persen dan 76,72 persen.

Sementara untuk seksi IB Sepanjang-WRR (4,3 kilometer), menurut Hediyanto progresnya paling tinggi. Pembebasannya tanah sudah sebesar 94,91 persen dan konstruksi mencapai 62,85 persen.

Terkait manfaat pengoperasian Tol Sumo seksi Kriyan-Mojokerto, Hediyanto menuturkan, seksi tersebut dibangun karena jalan nasional yang ada tidak sanggup menerima beban truk-truk industri yang melintas. "Mereka mengakibatkan kemacetan, sehingga pengguna jalan menjadi tidak nyaman, khususnya yang mengarah ke Tanjung Perak dan arah Gresik," katanya.

Dengan adanya Tol Sumo seksi IV, apalagi jika tol Surabaya Mojokerto sudah beroperasi penuh, ia optimis ekonomi dapat meningkat dan akan mempermurah ongkos transportasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement