Ahad 20 Mar 2016 16:12 WIB

Target Produksi Jagung Diyakini Tercapai

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Friska Yolanda
Petani memetik jagung hibrida Supra-1 pada panen perdana, Desa Klambir V, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (4/3).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Petani memetik jagung hibrida Supra-1 pada panen perdana, Desa Klambir V, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini target produksi jagung tahun ini bisa tercapai. Mengingat, pada tahun ini pihaknya sudah menggelontorkan berbagai macam bantuan, mulai dari benih hingga teknologi. 

Kepala Badan Karantina Kementan Banun Harpini menjelaskan, total target produksi jagung di tingkat nasional yang harus dicapai pada tahun ini sebesar 25 juta ton. Target ini bakal tercapai karena sudah ada program yang diluncurkan untuk membantu petani jagung.

“Kita memberikan bantuan benih jagung jenis hibrida untuk 1,5 juta hektare lahan,” kata dia belum lama ini saat menghadiri agenda panen jagung raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Selain bantuan benih, bantuan alat teknologi juga diturunkan. Pihaknya memberikan bantuan alat berupa alat tanam corn-transplanter untuk 10 daerah yang dijadikan prioritas pengembangan jagung hibrida. Beberapa daerah ini adalah Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Lampung, Jawa Timur, dan tentunya Jawa Barat.

Menurut Banun, melalui upaya tersebut, produksi jagung tiap hektare pada tahun ini bisa mencapai delapan ton per hektare. Angka ini bakal meningkat jauh dibandingkan dengan tahun lalu yang tiap hektarenya hanya 5,17 ton. 

Terlebih, produktivitas jagung hibrida di tingkat nasional ini akan mengalami peningkatan dengan bantuan penanaman jagung hibrida di daerah Cicalengka Kabupaten Bandung. Selama ini, kata dia, Kabupaten Bandung menjadi salah satu sentra produksi jagung di Jabar. 

Selain itu, harga komoditas jagung bakal tetap stabil di tahun ini seiring dengan adanya upaya penyerapan hasil produksi oleh Bulog. “Sudah ada patokan harga juga untuk jagung hibrida, Rp 3.150 per kg,” kata dia.

Banun mengatakan, peningkatan produksi jagung ini harus disertai dengan pengendalian harga agar petani tidak mengalami kerugian. Bulog pun selalu siap jika di kemudian hari terjadi kelebihan hasil produksi yang membuat harga menjadi turun. 

Kepala Divre Bulog Jabar Alif Affandi mengatakan Bulog Jabar siap membeli jagung yang dihasilkan petani jika harga jagung nanti berada di bawah harga patokan. Untuk saat ini, harga jagung hibrida diakui dia masih stabil. 

Alif tidak memungkiri, harga jagung bisa saja mengalami penurunan jika panen jagung terjadi secara serempak di beberapa wilayah. Dalam kondisi demikian, Bulog akan menyerapnya, dan jagung yang dibeli Bulog diyakini bakal laku dijual. 

Direktur Komersial Perum Bulog Fajri Sentosa menambahkan, target penyerapan jagung di tahun ini yakni sebanyak tiga juta ton. Kalau padi, kata dia, sebesar 4 juta ton dan kedelai masih belum ditentukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement