REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei akan menjadi Green Economic Zone pertama di Indonesia. Berbagai fasilitas pendukung berstandar internasional tengah disiapkan untuk mendukung target tersebut.
Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan, untuk mendukung hal ini, Pemprov Sumut secara gencar melakukan berbagai promosi ke belahan dunia untuk menarik minat investasi ke KEK Sei Mangkei.
"Kami siap mewujudkan KEK Sei Mangkei menjadi green economic zone di Indonesia," kata Erry usai bertemu dengan Sekretariat Dewan Nasional KEK Sei Mangkei di Medan, Sabtu (19/3).
Menurut Erry, suksesnya pembangunan dan keberlanjutan KEK Sei Mangkei sangat berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip green economic atau ekonomi hijau. Prinsip itu, lanjutnya, telah menjadi kebutuhan dunia usaha dan masyarakat saat ini dan di masa depan.
"Karena itu kami bersama-sama akan menjaga investasi di KEK Sei Mangkei merupakan industri yang mengedepankan prinsip-prinsip green economic," ujarnya.
Erry mengatakan, untuk mewujudkan target itu, Pemprov Sumut akan mendukung penuh seluruh langkah-langkah yang dibutuhkan. Termasuk berbagai regulasi yang menjadi kewenangan pemprov.
Target menjadikan KEK Sei Mangkei sebagai green economic zone ini pun didukung oleh Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Sei Mangkei, PTPN III. Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN III, Alexander Maha mengatakan, perwujudan green economic zone sudah dimulai dengan berbagai indikator.
"Pertama, investasi PT Unilever menggunakan bahan baku dan energi yang ramah lingkungan. Kedua, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan rantai pasoknya telah menerima sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dari TUV RHEILAND," kata Alex.
Untuk memperkuat target itu, PTPN III pun, kata Alex, telah bekerjasama dengan PT Pertamina akan segera membangun Powerplant Gas dengan kapasitas 250 MW. "Poin-poin ini yang menjadi faktor optimistis kami bahwa KEK Sei Mangkei segera menjadi Green Economic Zone pertama di Indonesia," ujarnya.