Sabtu 19 Mar 2016 22:00 WIB

Masyarakat Sukabumi Diimbau Waspadai Bencana

Longsor
Longsor

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat menghimbau masyarakat agar selalu waspada kemungkinan terjadinya bencana alam.

"Dalam tiga bulan terakhir ini tepatnya sejak Januari hingga Maret ini di wilayah Kota Sukabumi sudah terjadi 19 kali bencana, yang diakibatkan cuaca ekstrim seperti bencana longsor, banjir, kebakaran, angin puting beliung dan bencana lainnya yang mengakibatkan kerusakan bangunan," kata Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan di Sukabumi, Sabtu (19/3).

Dari data BPBD setempat, adapun bencana yang baru-baru ini terjadi di Kota Sukabumi diantaranya bencana banjir di wilayah Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, longsor tebing penahan tanah milik SDN Lamping 1 Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, banjir di wilayah Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, kemudian longsor dan banjir di wilayah Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh serta longsor di wilayah Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole.

Menurutnya, lokasi bencana tersebut sudah ditinjau dan dilakukan penanggulangan bencana serta warga yang bencana korban sudah diberikan bantuan darurat.

Namun, tingginya intensitas bencana pada tahun ini tidak ada korban jiwa, tetapi hanya kerugian materil saja dan nilainya pun tidak terlalu besar.

Selain itu secara geografis, wilayah Kota Sukabumi merupakan wilayah rawan bencana longsor, maka dari hampir dalam setiap memasuki atau saat musim hujan kerap terjadi bencana tersebut.

Dari tujuh kecamatan se-Kota Sukabumi, ada tiga kecamatan yang menjadi perhatian utama pihaknya yakni Kecamatan Cikole, Gunungpuyuh dan Warudoyong.

"Tiga kecamatan tersebut merupakan daerah paling rawan terjadi bencana, bahkan pada musim penghujan ini kejadian bencana selalu terjadi walaupun dalam intensitas yang kecil," tambahnya.

Asep mengatakan untuk meminimalisasikan dampak dari bencana tersebut, selain memberikan imbauan, pihaknya juga melakukan antisipasi seperti memasang bronjong kawat untuk penahan longsor, membersihkan sungai dan penanaman atau penghijauan di daerah rawan. Untuk logistik bantuan hingga saat ini masih "aman" sehingga tidak ada warga yang menjadi korban bencana tidak mendapat bantuan darurat tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement