Sabtu 19 Mar 2016 10:13 WIB

23 Warga Baduy Dalam Terjangkit Frambusia

Suku Baduy Dalam
Foto: Schinta
Suku Baduy Dalam

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 23 warga Baduy Dalam tersebar Kampung Cikawartana, Cikeusik dan Cibeo, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terjangkit Frambusia atau sejenis penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan pengobatan penyakit Frambusia agar tidak menularkan kepada warga lainnya.

Selama ini, kata dia, pemerintah daerah cukup serius untuk mengobati penyakit langka yang menimpa warga Baduy itu.

Pengobatan dilakukan secara berkala oleh petugas kesehatan masyarakat (Puskesmas). Sebab, penyebab penyakit Frambusia itu akibat buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti berpakaian sampai berminggu-minggu tidak diganti, mandi tidak menggunakan sabun, dan bahkan warga Baduy ketika tidur tidak beralas tikar.

Perilaku seperti itu, kata dia, merupakan budaya masyarakat Baduy sehingga petugas medis kesulitan untuk mengubah pola hidup bersih dan sehat. "Saya kira dengan hidup kurang bersih tentu sangat rawan terhadap penyebaran penyakit menular, seperti Frambusia itu," ujarnya, Sabtu (19/3).

Menurut dia, jumlah penderita Frambusia tercatat 23 warga Baduy dan mereka dilakukan pengobatan oleh petugas medis setempat agar sembuh dan tidak menularkan pada warga lainnya. Meskipun penyakit Frambusia itu tidak mematikan, karena menyerang pada bagian kulit saja, seperti luka koreng, tetapi bisa menurunkan produktivitas.

Pengobatan Frambusia dilakukan penyuntikan jenis Benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya.

Namun, hingga kini penyakit koreng-koreng yang menyerang bagian kaki, tangan dan badan belum terbebas dari daerah itu.

"Kami terus melakukan pengobatan bagi penderita agar tidak menular pada warga lainnya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement