Jumat 18 Mar 2016 18:40 WIB

Harga Cabai-Bawang Melonjak, TPID Bali Gelar Pasar Murah

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Harga Cabai Melonjak
Foto: Antara
Harga Cabai Melonjak

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Harga dua komoditas pangan, cabai rawit dan bawang merah di Bali rata-rata mengalami peningkatan pada pekan ketiga Maret 2016. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali akhirnya menggelar pasar murah untuk meredam kenaikan harga tersebut.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Dewi Setyowati mengatakan harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional mencapai Rp 47 ribu per kilogram (kg) untuk wilayah Denpasar dan Rp 50-55 ribu per kilogram di Singaraja. Bawang merah juga meroket mencapai Rp 45-46 ribu per kg di Denpasar dan Singaraja.

"Pasar murah ini harapannya bisa meredam gejolak harga, khususnya komoditas cabai maupun bawang merah," kata Dewi di Denpasar, Jumat (18/3).

Pasar murah kali ini dilaksanakan di Pasar Badung, Denpasar. Sebelumnya TPID Bali juga menggelar kegiatan serupa sebagai upaya pengendalian harga pada momen perayaan Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Nyepi.

Pasar murah dikonsentrasikan di Denpasar karena merupakan indikator inflasi di Bali. Kegiatan ini didukung Bulog Divisi Regional Bali, Kantor Perwakilan BI Bali, dan PD Pasar Kota Denpasar. Selain cabai dan bawang, komoditas lain yang juga dipasarkan adalah beras dan beras merah.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Ketut Karpiana mendata kenaikan sejumlah bumbu dapur di pasar tradisional. Bawang merah naik dari Rp 32 ribu menjadi Rp 38 ribu per kg, bawang putih naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 32 ribu per kg. "Lombok kecil juga naik dari Rp 50 ribu menjadi Rp 51 ribu per kg," ujarnya.

Kenaikan sejumlah bumbu dapur ini diduga pengaruh cuaca, misalnya hasil panen kurang memuaskan di Bangli, salah satu sentra pertanian bawang merah di Bali. Pemerintah Kabupaten Badung juga terus melakukan koordinasi dengan TPID Provinsi Bali untuk mengantisipasi kenaikan harga ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement