REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia Pulp & Paper (APP) - Sinar Mas memperkuat upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan (karlahut) tahun ini. Perusahaan menginvestasikan dana sebesar 20 juta dolar AS untuk mencegah dan menanggulangi insiden kebakaran.
"Tahun ini kami menginvestasikan dana sebesar 20 juta dolar AS untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran,” kata Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba dalam keterangannya, Kamis (17/3).
Elim menjelaskan selain meluncurkan program berbasis peningkatan ekonomi daerah melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), peningkatan skill regu pemadam kebakaran, modernisasi peralatan pemadaman, sekaligus mengembangkan sistem pemadaman terintegrasi, APP – Sinar Mas juga menggunakan tekhnologi geothermal yang baru pertama kali digunakan di Indonesia untuk deteksi dini titik api.
"Target di tahun 2016 ini, kami sudah siap menghadapi kemarau, dalam kondisi ekstrem sekalipun, seperti bencana El Nino tahun lalu." kata Elim.
General Manager Fire Management APP - Sinar Mas Sujica Lusaka mengatakan ide menggunakan tekhnologi geothermal muncul setelah melihat kondisi tahun sebelumnya. Ketika itu upaya deteksi dini api belum berlangsung optimal. Sebelumnya, kata Sujica, perusahaan masih menggunakan data hotspot dari beberapa website yang kemudian dilakukan overlay dengan peta lokasi.
"Pemantauan melalui tower api pun dirasakan belum optimal karena titik api kerap terlihat saat telah besar dan timbul asap. Dalam kondisi asap yang pekat, bahkan pemadaman dari udarapun sukar dilakukan dengan tepat akibat jarak pandang yang terbatas," kata Sujica.
Tekhnologi geothermal yang telah digunakan di Australia, Kanada, serta Afrika Selatan ini mampu menangkap perbedaan suhu di muka tanah dan mampu mendeteksi titik api di lahan gambut yang kerap tidak terlihat secara kasat mata. “Prinsip kerjanya mendeteksi suhu di permukaan, titik api akan terdeteksi jika pada area tertentu terdeteksi suhu panas yang berbeda (ekstrem).” ujar Sujica.