Kamis 17 Mar 2016 18:18 WIB

432 Guru Bantu Riau Belum Gajian Tiga Bulan

Antrean guru bantu DKI Jakarta untuk mengambil nomor di Gedung Nyiageng Serang, Jakarta, Kamis (23/7).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Antrean guru bantu DKI Jakarta untuk mengambil nomor di Gedung Nyiageng Serang, Jakarta, Kamis (23/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, RENGAT -- Sebanyak 432 Guru Bantu Daerah (GBD) yang bertugas di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, merasa kecewa karena belum menerima gaji selama tiga bulan untuk tahun 2016 sehingga banyak dari mereka harus bekerja sampingan.

"Kami sudah tiga bulan belum terima bayaran," kata Ketua Forum Guru Bantu Daerah (GBD) Kabupaten Indragiri Hulu, R. Muhammad Ali Nafiah di Rengat, Kamis (17/3).

Ia mengatakan, ratusan guru saat ini menderita akibat dari tidak memiliki dana untuk membeli kebutuhan sehari-hari, sedangkan uang gaji yang dijanjikan belum direalisasikan oleh instansi terkait yang alasannya belum jelas.

Banyak guru bantu menjalankan tugasnya di daerah terpencil, jauh dari pusat kota, jika tidak mengantongi uang sangat berbahaya karena untuk membeli kebutuhan rumah tangga hanya mengandalkan uang gaji setiap bulannya. "Kami sangat membutuhkan gaji itu, berharap segera dicairkan oleh pemerintah," sebutnya.

Menurut Ali Nafiah, gaji guru bantu memang biasa dibayarkan per triwulan setiap awal tahun, setelah itu baru dibayarkan setiap bulan. "Ada informasinya gaji bakal dikirim ke rekening masing-masing guru," ujarnya.

Saat ini sebutnya, sejumlah GBD mencari pekerjaan sampingan untuk menyambung hidup seperti berjualan, kerja bangunan bahkan bertani di ladang, jika tidak dikerjakan maka kantong kering.

Mulyadi, guru bantu Provinsi Riau yang bertugas di daerah sulit Dusun Sadan, Kecamatan Batang Gansal Inhu yang harus bekerja menderes getah karet.

"Setiap hari libur keluar dari dalam hutan Taman Nasional Bukit Tigapuluh tempat mengajar anak-anak Suku Talang Mamak," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Inhu Ujang Sudrajad mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berupaya agar gaji guru non-PNS tersebut dapat segera dicairkan. "Gaji GBD masih terus diupayakan," janjinya.

Menurutnya, untuk 236 GBD kabupaten menerima gaji Rp 1.500.000 per bulan, dari 236 GBD itu ada 47 orang mengajar di daerah sulit, namun mereka mendapatkan tambahan tunjangan dana transportasi Rp 500.000 per bulan, berbeda dengan GBD lainnya yang hanya menerima tunjangan transportasi Rp 350.000.

"Gaji GBD disediakan oleh Pemerintah Provinsi Riau, tunjangan transport dari kabupaten," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement