Kamis 17 Mar 2016 15:45 WIB

Luapan Dua Sungai di Tasikmalaya Rendam 500 Rumah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Israr Itah
Warga melintasi genangan banjir di Desa Tanjungsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (17/).
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Warga melintasi genangan banjir di Desa Tanjungsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (17/).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Luapan Sungai Citanduy dan Cikidang mengakibatkan ratusan rumah warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya terendam banjir sejak Kamis (17/3) pukul 05.00 WIB. Kendati banjir merendam rumah warga, banyak yang memilih bertahan di tempat tinggal mereka.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin mengatakan tanggul di Sungai Cikidang jebol sehingga airnya meluap ke Desa Tanjungsari. Begitu pula Sungai Citanduy airnya meluap karena semalam terjadi hujan deras.

"Akibat banjir tersebut diperkirakan sebanyak 500 rumah terendam banjir dan 2.342 jiwa dari 633 keluarga terkena dampak dari banjir tersebut," kata Kundang kepada Republika.co.id di posko BPBD, Kamis (17/3).

Hingga Kamis siang, banjir masih belum surut secara drastis. Air yang menggenangi Desa Tanjungsari masih setinggi 50 cm sampai 150 cm. Sebagian besar warga memilih untuk bertahan di rumahnya masing-masing. Sebab, banjir seperti itu biasa dialami warga Desa Tanjungsari setiap musim penghujan tiba.

Sebagian warga mengungsi di rumah tetangga, kerabat dan keluarganya yang letaknya tidak jauh dari lokasi banjir. Tidak hanya rumah warga yang terendam banjir, seratus hektare lebih lahan pertanian pun ikut terendam.

Menurut BPBD, jika terjadi hujan besar di hulu Sungai Cikidang dan Citanduy kemungkinan besar banjir tidak akan cepat surut. Malah akan bertambah dalam. 

Kasi Pengelolaan Jaringan Sumberdaya Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Heru Supriatna menjelaskan, kondisi Sungai Citanduy dan Cikidang saat ini sudah mulai menyempit. Sementara intensitas hujan saat ini sangat tinggi. Akibatnya sedimentasi sungai sangat tinggi juga.

"Kalau kata orang tua dulu air sungai yang meluap bersih sekarang keruh, dari airnya sudah kelihatan hutan di hulu sungai gundul," kata Heru.

Dikatakan Heru, beberapa hal tersebut lah yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan sungai. Sehingga, saat terjadi hujan besar air sungai akan meluap. Tanggul pun jebol akibat tidak tahan menampung air.

Menurutnya, pihak BBWS sudah menurunkan tim survei untuk mengetahui penyebab banjir dan cara mengatasinya. Tapi saat ini kondisi tidak memungkinkan, menurutnya harus menunggu airnya surut terlebih dahulu.

Sementara, BPBD tetap menyediakan tempat pengungsian meski tidak semua korban banjir mau meninggalkan rumahnya. Sejak Kamis dini hari hingga sore, BPBD terus memasok air bersih dan makanan kepada korban banjir. BPBD beserta relawan tetap tinggal di lokasi bencana banjir sampai selesai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement