Kamis 17 Mar 2016 00:10 WIB

Pembangunan Pelabuhan Patimban Ditargetkan Tuntas 2018

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kapal Tanker MT Sanggau bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (3/3).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kapal Tanker MT Sanggau bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (3/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan tengah menggejot pembangunan Pelabuhan Patimban. Pelabuhan yang berada di Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang ini, salah satunya akan difungsikan untuk bongkar muat batu bara pengganti Pelabuhan Cirebon.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik,  pembangunan Pelabuhan Patimban sudah berjalan namun baru berupa infrastruktur akses jalan. Saat ini, struktur jalan Pelabuhan Patimban tersebut sudah ada.

"Lebarnya 20 meter sedangkan panjangnya sudah beberapa kilometer," ujar Dedi di Kantor Dishub Jabar, Jalan Sukabumi, Rabu (16/3)

Dedi mengatakan, pelabuhan ini masih berstatus sebagai pelabuhan regional. Namun, punya potensi untuk naik kelas menjadi internasional sebagai pengganti Pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang yang gagal dibangun. Dukungan naik kelas juga diberikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

Meski tidak secara spesifik, kata dia, namun dukungan dari pusat juga dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembangunan Strategis di Provinsi Jabar. Kebutuhan dana pembangunan proyek ini, kata dia, diperkirakan mencapai Rp8 triliun. Pembangunannya sendiri ditargetkan tuntas di 2018 mendatang.

"Untuk penambangan dan stoke filed batu bara. (Pelabuhan Patimban) tuntas di 2018 lah, tapi kalau bisa 2017 kenapa enggak," katanya.

Menurutnya, keberadaan Pelabuhan Patimban akan sangat mendukung terciptanya konektivitas transportasi di Jabar bersama infrastruktur perhubungan lainnya seperti Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) maupun jalur kereta api.

Konektivitas transportasi juga, kata dia, akan terhubung dengan kawasan Industri sehingga membuat ongkos produksi dan distribusi yang dikeluarkan para pelaku usaha menjadi lebih murah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement