Rabu 16 Mar 2016 07:41 WIB

Ratusan Hektare Pertanian Sukabumi Gagal Panen

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani memasang jala di salah satu lahan persawahan di kawasan Mluweh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/2)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petani memasang jala di salah satu lahan persawahan di kawasan Mluweh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/2)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana longsor dan banjir menyebabkan ratusan hektare areal pertanian mengalami gagal panen. Padahal, lahan persawahan tersebut rencananya akan panen pada Maret atau April mendatang.

Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, ada sekitar 170 hektare areal pertanian yang terkena banjir dan longsor. Ratusan hektare lahan persawahan tersebut berada di sepuluh kecamatan seperti Nyalindung, Cikembar, dan Jampang Tengah.

Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan, data sementara ada sekitar 170 hektare areal pertanian yang terkena bencana banjir dan longsor. "Dampaknya, lahan pertanian tersebut tidak bisa panen," kata dia kepada wartawan Rabu (16/3).

Dari satu hektare lahan ujar Sudrajat, biasanya diproduksi sekitar 6,5 ton padi. Sehingga total kehilangan produksi padi diperkirakan mencapai 1.105 hektare. Sementara biaya produksi untuk mengolah lahan pertanian tersebut rata-rata mencapai kisaran Rp 7 hingga Rp 8 juta per hektare. Di sisi lain ungkap Sudrajat, harga gabah kering panen rata-rata mencapai Rp 5.000 per kilogram. Sehingga kerugian yang dialami petani sudah bisa dihitung.

Sudrajat mengatakan, sebenarnya pada Maret 2016 ini diperkirakan lahan pertanian yang akan panen mencapai 43 ribu hektare. Pada April luasannya jauh lebih banyak seluas 72 ribu hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement