REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sleman tak luput dari peredaran narkoba. Berdasarkan data Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) Sleman, prevalensi pengguna narkoba di wilayah setempat mencapai 2,37 persen. Sasaran utama pengedar narkoba adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Selebihnya karyawan dan masyarakat umum.
Kepala BNNK Sleman, Kuntadi menuturkan, saat ini potensi mahasiswa menjadi bandar cukup besar. Dia menjelaskan, kebanyakan mereka yang menjadi pecandu selalu naik status menjadi bandar. Terlebih permintaan terhadap narkotika cukup tinggi. “Ganja dan sabu-sabu yang paling banyak diedarkan. Kami akan terus mengurangi angka prevalensi tersebut,” katanya, Selasa (15/3).
Maka itu, BNNK telah berkoordinasi dengan Koramil Kecamatan untuk memetakan daerah rawan narkoba. Apalagi sekarang sudah ada Pergub Nomor 9 tahun 2015 mengenai peredaran narkotika. Guna mencegah peredarannya, Kuntadi berharap, ke depannya dapat dibentuk Satgas anti narkoba mulai dari tingkat RT dan RW.
Menurut dia, keterlibatan masyarakat untuk menurunkan penyebaran narkotika harus ditingkatkan. Maka itu, tahun ini Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sleman kembali membentuk Satuan Petugas (Satgas) Antinarkoba di lima desa. Antara lain Bokoharjo Prambanan, Kalitirto Berbah, Caturharjo Sleman, Margodadi Seyegan dan Sumbersari Moyudan.
"Keberadaan Satgas Antinarkoba tersebut bertujuan untuk memproteksi wilayah tersebut dari ancaman narkoba," papar Kuntadi. Ia mengemukakan, mereka dibekali pemahaman tentang narkoba untuk membantu pemerintah menciptakan masyarakat yang bersih dari barang haram.