REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Akibat banjir besar di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengakibatkan kerugian sektor industri cukup signifikan. Bahkan, nilai kerugian yang diderita pada musim banjir tahun ini lebih besar dibandingkan kerugian musim banjir 2015.
"Terjangan banjir kali ini terparah dengan luasan dan tinggi genangan lebih dibandingkan banjir-banjir terdahulu. Cukup banyak pabrik yang terkena banjir dan juga mengganggu aktifitas pekerja," kata Ketua Apindo Jabar Deddy Wijaya di Bandung, Selasa (15/3).
Ia menyebutkan, genangan banjir mengakibatkan kerugian besar terutama di daerah Dayeuhkolot dan Banjaran. Menurut Deddy, kerugian langsung yang dialami industri yakni lokasi pabrik tergenang banjir sehingga berhenti operasi.
Sedangkan sebagian pabrik mengalami kerugian tidak langsung akibat banyaknya pekerja yang tidak masuk kerja akibat terjebak banjir. "Bagi yang terendam banjir jelas kerugian sangat besar, selain berhenti operasi pabrik juga terendam. Sedangkan yang tidak langsung rugi karena para pekerja banyak yang tidak masuk kerja karena terjebak banjir," katanya.
Berdasarkan laporan dari anggota Apindo di wilayah banjir, cukup banyak pabrik yang terendam selain mesinnya juga produk jadi dan bahan bakunya yang terendam air. Namun demikian, ia belum bisa memastikan kerugian yang dialami sektor industri akibat banjir besar yang melanda Bandung selatan itu.
"Bila melihat kondisi terakhir, kerugian bisa miliaran rupiah per hari," kata Deddy.
Kerugian juga dialami oleh para pelaku usaha ritel yang lokasi usahanya terendam banjir itu. Akibatnya selain tidak bisa berjualan barang dagangan mereka juga banyak yang terendam banjir.