REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ratusan hektare tanaman stroberi di Desa Barudua, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut mati karena diduga terserang penyakit. Sehingga, ratusan buruh tani yang bekerja di ladang stroberi beberapa pekan terakhir kehilangan mata pencaharian.
Camat Malangbong, Teten Sundara mengatakan, di Desa Barudua terdapat 220 hektare tanaman stroberi. Ada 35 kelompok tani dari empat desa yang mengolah lahan seluas itu. Namun, sekitar tiga pekan terakhir tanaman stroberi di wilayah Desa Barudua mendadak layu, kering, dan mati secara serempak.
"Kejadiannya mati masal, kalau sudah ditanam berkembang bagus, pas mau keluar bunga, tiba-tiba daunnya menguning terus kering terus mati," kata Teten kepada Republika.co.id, Selasa (15/3).
Akibat dari kejadian tersebut, ratusan buruh tani selama kurang lebih tiga pekan terakhir kehilangan mata pencaharian. Teten menerangkan, setiap 100 tumbak tanaman stroberi diolah dan dipanen oleh lima orang buruh tani. Lahan seluas satu haktare setara dengan 700 tumbak. Jadi, satu hektare lahan mempekerjakan 35 orang buruh tani. Maka, dari 220 hektare lahan yang gagal panen, diperkirakan ada 7.700 buruh tani yang saat ini berhenti bekerja.
"Sekarang ada 220 hektare tanaman stroberi yang mati jadi itu banyak buruh tani yang tidak memiliki pekerjaan sekarang," ujar Teten.
Mewakili masyarakat, dikatakan Teten, pihak Kecamatan Malangbong berencana akan pergi ke Provinsi Jawa Barat untuk mencari tahu penyebab matinya ratusan hektare tanaman stroberi. Sebab, ia merasa prihatin dengan banyaknya buruh tani yang tidak bekerja dan petani yang merugi.
Sebelumnya, Teten juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pertanian Kabupaten Garut. Tapi, sampai Selasa (15/3) siang belum ada pihak dari Dinas Pertanian yang mengambil sampel tanaman stroberi ke Desa Barudua. Sehingga, Teten berinisiatif pergi ke Bandung untuk mengantar sampel tanaman stroberi ke laboratorium.
"Biasanya satu hari panen bisa mendapat 3 ton stroberi, tapi sekarang panennya satu hari hanya dapat 2 kuintal sampai 3 kuintal saja," kata Teten.
Sampai saat ini belum ada yang mengetahui secara pasti penyebab matinya tanaman stroberi di Desa Barudua. Teten berasumsi, tanaman tersebut mati karena bibitnya kurang bagus. Ada informasi yang menyebutkan bibit yang ditanam dulunya berasal dari Jepang dan sudah berumur 20 tahun. Menurutnya, ada juga orang-orang yang berasumsi tanaman stroberi terserang hama.