REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski luapan air Kali Winongo yang merendam rumah ribuan warga di bantaran sungai Sabtu (12/3) malam sudah kembali normal namun hingga kini masih ada tujuh warga yang didata masih mengungsi. Hal ini lantaran rumah mereka hanyut terbawa banjir tersebut, Sabtu malam lalu.
"Saat ini tujuh warga masih mengungsi di rumah saudara karena rumahnya hanyut," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto, Senin (14/3).
Menurutnya, pada Sabtu malam sedikitnya ada 1.745 warga bantaran Sungai Winongo yang terpaksa mengungsi karena luapan sungai tersebut merendam ribuan rumah. Hal ini terjadi setelah wilayah Sleman diguyur hujan dari sore hingga malam tanpa henti.
Ahad pagi, semua warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah dan membersihkan rumah masing-masing. Hanya tujuh warga dari dua rumah yang hanyut yang hingga kini masih di pengungsian.
Banjir kiriman tersebut berdampak pada sembilan kelurahan di bantaran sungai di Yogyakarta. Sembilan kelurahan ini adalah Gowongan Jetis, Bener Tegalrejo, Tegalrejo. Pakuncen Wirobrajan, Patangpuluhan Wirobrajan, Bumijo Jetis, Notoprajan Ngamppilan, dan Pringgokusuman Gedongtengen.
Selain itu banjir ini juga menyebabkan empat tanggul sungai sepanjang Winongo ambrol, dua rumah hanyut, satu rumah rusak dan satu jembatan rusak. Selain itu sumur beberapa warga tercemar.
"Kita suda berkoordinasi dengan wilayah dan penanganan kita lakukan terus secara cepat sedangkan prasarana yang rusak langsung ditangani Kimpraswil," ujarnya.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, telah menyusun penanganan cepat untuk mengatasi bencana tersebut. Salah satunya dengan memperbaiki sarana umum yang rusak secara cepat.