REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri sebelumnya telah meminta tambahan anggaran sebesar Rp 1,9 triliun untuk Densus 88. Namun, pascaperistiwa tewasnya Siyono di tangan Densus di Klaten Sabtu (12/3) lalu, Komisi III menjadi ragu untuk menyetujuinya.
"Ini akan dipertimbangkan kami di Komisi III ke depan. Ini bukan bicara anggaran, tapi bicara ke hati-hatian," kata Wakil Ketua Komisi III Fraksi Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa, Senin (14/3).
Menurutnya, kalau Komisi III tetap mengucurkan anggaran sesuai dengan pengajuan Kapolri, itu akan percuma jika tidak ada perbaikan di tubuh Densus. Karena ini terkait uang rakyat, kata dia, jika tidak bisa memberikan penjelasan atas kejadian ini, tidak ada alasan untuk diberikan tambahan anggaran. Ia menilai Komisi III mesti tahu apakah ini kesalahan oknum atau kesalahan sistemik.
Ia mengaku heran, mengapa setiap orang yang berurusan sama teroris ini harus mati. Bukankah seharusnya cukup ditangkap kalau tidak melawan. Sehingga, Desmond beranggapan ada sesuatu yang tidak wajar. Mengapa orang yang tidak pakai senjata, harus dilumpuhkan. Oleh karena itu, Komisi III akan mengkaji kembali mengenai pengajuan tambahan Densus.
"Gerindra hati-hati menyikapinya. Kalau anggaran digunakan untuk membunuh rakyat, ngapain," ujar dia.
Angota Komisi III Azis Syamsuddin, masih belum bisa bersikap apakah kasus Siyono ini bisa membuat Komisi III membatalkan tambahan anggaran untuk Densus. "Kita tunggu proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan," ujar Azis dalam pesan singkatnya.