Senin 14 Mar 2016 12:07 WIB

Ini Penyebab Banjir di Bandung Selatan Makin Parah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Warga membawa sepeda motornya ke luar dari lokasi banjir di daerah Cisirung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad (13/3).  (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Warga membawa sepeda motornya ke luar dari lokasi banjir di daerah Cisirung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad (13/3). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudana menilai banjir yang terjadi di Kabupaten Bandung beberapa waktu terakhir, lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia mengatakan beberapa kecamatan yang biasanya tak terkena banjir, pada tahun ini justru terendam. Misalnya, Kecamatan Arjasari dan Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. "Ini menunjukkan, kondisi lingkungan hidup lebih buruk. Karena, kawasan perambahan makin meluas jadi lebih rusak," ujarnya, Senin (14/3).

Menurutnya, berdasarkan laporan yang diterimanya, dalam waktu satu atau dua tahun, telah terjadi perambahan hutan lebih dari 5 ribu hektare di Pangalengan-Kabupaten Bandung. Status lahan tersebut, hutan lindung yang seharusnya di kelola oleh Perhutani. Sementara, lahan yang ditanami saat ini belum tumbuh.

 

"Lahan seluas 5 ribu hektare itu, lahan yang baru dirambah ya belum dijumlah dengan lahan kritis sebelumnya. Itu, dalam waktu satu atau dua tahun," katanya.

Anang menjelaskan, gunung dan hutan lindung saat ini lebih banyak di rambah dan dijadikan lahan sayuran. Termasuk, Puncak Gunung Bedil- Pangalengan dan gambung sedaningsih.  "Di ketinggian sampai 2.194 meter, sekarang sudah jadi kebun sayur," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement