REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Sinergi Data Indonesia (SDI) menyatakan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berada di posisi teratas dalam tingkat keterpilihan dibandingkan kandidat lainnya. Namun, jumlah swing voters atau suara mengambang yang cukup besar bisa mengancam posisinya itu.
"Karenanya, Ahok jangan jemawa dulu. Lawan-lawannya masih punya peluang untuk mengalahkannya di pilgub," kata Direktur Eksekutif SDI Barkah Pattimahu saat melansir survei terkini SDI bertajuk "Calon Independen VS Parpol, Mungkinkan Mengalahkan Petahana Pada Pilgub 2017" di Jakarta, Ahad (13/3).
Survei SDI dilaksanakan pada 2-12 Februari 2016. Ketika survei dilakukan, Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai wali kota Bandung belum menyatakan mundur dari persaingan Pilgub DKI.
Dari sisi elektabilitas 10 nama calon terkuat gubernur DKI Jakarta, Ahok memuncaki survei dengan 41,0 persen, disusul Ridwal Kamil 12,4 persen, Tri Risma Harini 5,8 persen, Rano Karno 5,2 persen, Hidayat Nur Wahid 3,6 persen, Adhyaksa Dault 3,4 persen, Tantowi Yahya 2,8 persen, Djarot Syaiful Hidayat 2 persen, Sandiaga Uno 1,8 persen, dan Anis Matta 0,8 persen. Swing voters sebanyak 51,20 persen.
Dengan mundurnya Ridwan Kamil, kata Barkah, saingan terdekat Ahok adalah Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini. Apalagi, ditinjau dari rasa suka atau tidak suka, posisi Ahok hanya 74,2 persen, kalah oleh Tri Risma Harini 86,1 persen.
"Persoalannya, apakah Risma mau diadu dengan Ahok," kata Barkah.