REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga beras di Pasar Baru Bekasi, Jawa Barat masih mengalami kenaikan. Salah seorang pedagang di Pasar Baru Bekasi mengatakan, kenaikan terjadi hampir pada semua jenis beras.
"Harga beras tipe IR 64 sekarang Rp 9.000, tipe IR 42 lebih mahal lagi sampai Rp 11.500 per kologram. Rata-rata naik Rp 200-Rp 500," kata pedagang beras di toko beras dan ketan "Cucu", Noli (37), kepada Republika.co.id, Ahad (13/3).
Noli mengatakan, harga beras tipe Denis juga naik dari Rp 11 ribu menjadi Rp 11.200 per . Harga beras tipe mawar naik dari Rp 9200 menjadi 9500, sementara harga beras tipe walet dari Rp 9.200 menjadi Rp 9.400 per kilogramnya. Harga ketan hitam juga mengalami kenaikan cukup besar dari Rp 16 ribu ke Rp 20 ribu per kilogramnya.
Noli menuturkan, harga yang relatif stabil hanya beras tipe Pandanwangi di kisaran Rp 12.500 per kilogram. Kenaikan harga beras ini menurutnya membuat sebagian pelanggan mengeluh, meskipun masyarakat mau tak mau harus mengikuti harga di pasaran.
Menurut Noli, kenaikan harga disebabkan oleh gagal panen di beberapa wilayah lantaran cuaca buruk. Ia memandang pasokan Bulog juga cukup mempengaruhi naik turun harga. "Kemarin Bulog dikeluarkan, harga agak turun. Harga bisa Rp 8000. Sekarang Bulog distop, harga naik lagi," kata Noli. Kendati demikian, tambah dia, pasokan beras berjalan lancar.
Pedagang beras di Pasar Baru Bekasi ini biasa membeli beras dari penggilingan-penggilingan di wilayah Karawang, Cipinang, dan Gabus, Kabupaten Bekasi. Menurut dia, cuaca yang tidak menentu pada musim penghujan sangat memengaruhi ketersediaan beras di pasar. Akhir-akhir ini, hasil panen para petani di kampung sedang kurang bagus.