REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir yang melanda sebagian kawasan Dayeuhkolot saat ini dianggap yang paling parah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah seorang warga setempat, Sania (35 tahun) mengakui banjir kali ini terparah ketimbang tahun-tahun yang lalu.
"Sekarang yang paling parah, di rumah sampai sepaha," ujar dia, Ahad (13/3).
Selain karena ketinggian banjir yang mencapai paha orang dewasa, proses terjadinya banjir tersebut juga tergolong cepat. "Kalau dulu kan masuk rumah, terus keluar lagi, kenaikan tinggi banjirnya lama, kalau sekarang cepat, tiba-tiba sudah tinggi," kata dia, Ahad (13/3).
Sania menjelaskan, banjir yang menggenangi kawasan pertokoan di Pasar Dayeuhkolot sempat terjadi pada sekitar 2010 dan 2014. Saat banjir pada 2010 terjadi, kata dia, ketinggian genangannya semata kaki orang dewasa. "Pas kedua, ya antara banjir yang 2014 mau ke 2015 itu sampai sedengkul," ujar dia.
Saat ini, warga masih disibukan dengan memindahkan barang-barang penting ke tempat yang aman. Sebagian ada yang membawanya sambil berjalan, ada juga yang menggunakan jasa delman. Bangunan toko-toko yang berdiri di sepanjang jalan raya Dayeuhkolot ini tergolong sudah tinggi. Namun, air masih menggenangi bagian dalam sebagian toko, tapi tidak tinggi, hanya semata kaki orang dewasa.
Aktivitas warga tampak ramai di minimarket yang tetap buka karena bagian dalamnya tidak terkena banjir. Karena sedikitnya toko kelontong yang buka, minimarket ini pun diserbu warga. Pembayaran di kasir sampai harus mengantre.