REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Hujan yang mengguyur Kota Bogor, Jawa Barat, sejak Sabtu petang mengakibatkan longsor dan juga banjir di beberapa wilayah kota itu.
Lokasi longsor pertama terjadi di Kecamatan Bogor Selatan yakni areal parkir restoran Gumanti Batu Tulis amblas hingga menyeret sebuah mobil milik pengunjung.
Kejadian berikutnya, sebuah tembok di Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor selatan roboh dan menimpa pengendara sepeda motor ayah dan anak.
Satu orang tewas dengan nama Mety Mutiarahman (18) dan satu korban luka patah kaki Suparman (50).
Longsor juga terjadi di Kelurahan Lawanggintung RT 08/ RW 04 Kecamatan Bogor Selatan, menimpa empat rumah, ada korban luka satu orang atas nama Andika usia 14 dirujuk ke RSUD Ciawi.
Sementara itu, lokasi banjir terjadi di Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, akibat luapan air sungai merendam sejumlah rumah warga.
Banjir juga terjadi di Kelurahan Pancasan, terdapat beberapa rumah yang terendam air luapan sungai.
Kepala Seksi Logistik dan Penangulangan Bencana BPBD Kota Bogor, Budi Hendrawan menyebutkan saat ini petugas sedang melakukan penanganan di sejumlah wilayah yang terkenda musibah.
"Penanganan sudah dilakukan, untuk korban longsor sudah kita evakuasi dan berikan perawatan medis. Saat ini, petugas juga fokus penanganan banjir di Kelurahan Gudang," katanya.
Sementara itu, Camat Bogor Timur, Sudjatmiko juga melaporkan di wilayahnya terjadi longsor dan bajir. Namun demikian, tidak ada korban jiwa maupun yang diungsikan akibat peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, banjir terjadi di Kelurahan Barangsiang, merendam empat unit rumah warga. Banjir diakibatkan luapan Kali Baru yang ada di wilayah Bantar Kemang.
"Banjir berlangsung singkat, air cepat surut tidak sampai 30 menit," katanya.
Kejadian longsor tebingan, lanjutnya, terjadi di Kelurahan Sindangsari. Tebingan longsor di samping Kali Sesepan mengenai tiga rumah. Satu rumah rusak pada bagian dapur.
"Sudah ada penanganan, warga juga sudah kembali ke rumah, tetapi tetap kita minta waspada," katanya.
Sudjatmiko mengatakan, untuk mengantisipasi adanya bencana susulan, pihaknya menginstruksikan seluruh aparat dan ketua RT hingga RW untuk bersiaga di masing-masing wilayah, agar tidak ada korban jiwa.
"Kami lakukan monitor hingga 24 jam, seluruh aparat di wilayah bergerak di lapangan," katanya