Sabtu 12 Mar 2016 15:50 WIB

Cerita Bupati Banyuwangi 'Nyalon' Tanpa Uang Mahar

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko (kanan) usai mengikuti pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/2).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko (kanan) usai mengikuti pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- JAKARTA - Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengaku tak pernah mengeluarkan uang untuk mahar politik. Bekas kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dua kali maju pilkada Banyuwangi lewat PDIP itu justru malah dibantu oleh partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut. 

“Pengalaman saya mengikuti dua kali Pilkada pada 2010 dan 2015 yang diusung oleh PDIP, sama sekali tidak ada mahar atau uang yang harus dibayarkan ke partai. Secara resmi maupun tidak resmi, dua kali ikut pilkada ini saya tidak pernah dimintai mahar oleh PDIP,” ujar Anas dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/3).

Namun, Anas menegaskan, berdasarkan pengalamannya dua kali ikut pilkada, justru malah dibantu penuh oleh PDIP. Ia mencontohkan saat harus membiayai saksi-saksi.

“Untuk saksi, sama sekali tidak ada biaya. Malah PDIP menyiapkan kader-kadernya untuk menjadi saksi di setiap TPS. Ini saya alami betul dan pasti dialami oleh kandidat lain,” jelasnya. 

Anas pun menegaskan bahwa biayanya memenangi pilkada Banyuwangi relatif murah karena tidak keluar uang mahar dan biaya saksi. 

“Saya hanya diminta mengunjungi pelatihan itu untuk menyampaikan visi-misi dan program kerja. Ini sangat membantu mewujudkan politik biaya murah, karena salah satu komponen paling mahal dalam pilkada adalah untuk para saksi,” tegasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement