Sabtu 12 Mar 2016 13:31 WIB

Virus Kuning Juga Menyerang Petani Cabai di Sumatera

 Pedagang menata cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menata cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Melonjaknya harga cabai di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Langkat dan Kota Medan, Sumatera Utara, tak dinikmati petani. Para petani justru tak diuntungkan karena minimnya panen akibat serangan penyakit keriting dan virus kuning.

"Banyak tanaman cabai petani sekarang ini diserang penyakit keriting atau virus kuning pada saat harga bagus," kata salah seorang petani cabai Suharto, di Stabat, Sabtu.

Padahal harga cabai di pasar tradisional seperti Stabat mencapai Rp 48 ribu per kilogram sekarang ini. Namun petani tidak juga meraih keuntungan. Akibat dari serangan hama daun cabai yang akan berbuah menjadi pucat sehingga tidak mau berbuah jadinya.

"Dari satu hektare lahan cabai hanya dua pertiga saja yang menghasilkan, sedangkan sisanya mengalami kerusakan akibat penyakit tersebut," ujarnya.

Petani harus menjual cabai merah seharga Rp 35 ribu per kilogramnya kepada agen pengumpul guna mengurangi biaya produksi diakibatkan serangan penyakit.

Darto salah seorang petani cabai di Kecamatan Pematang Jaya menjelaskan sekarang ini virus kuning menyerang tanaman cabai petani yang ada, luas serangannya mencapai 9,5 hektare.

Baca juga, Virus Kuning Penyebab Harga Cabai Meroket.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement