REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengungkapkan, titik panas di Sumatera meningkat jadi 36 titik dengan penyebaran berada empat provinsi dari sebelumnya 28 titik tersebar di delapan provinsi.
"Jika pada hari sebelumnya di Aceh tidak terpantau titik panas, tapi hari ini menjadi pusat kosentrasi di Sumatera dengan 14 titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Jumat (11/3).
Dia berujar, jika selama ini wilayah di Riau selalu menjadi kosentrasi titik panas di Sumatera dan terakhir terjadi kemarin dengan total 11 titik dan titik api mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen terpantau 1 titik.
Tapi, lanjut Sugarin, mulai hari ini telah berpindah ke Nanggroe Aceh Darussalam dan disusul Sumatera Selatan terpantau satelit baik Tera maupun Aqua sebanyak 13 titik.
Sedangkan wilayah Riau berada diperingkat ketiga dengan sumbangan titik panas terpantau satelit 8 titik dan terakhir Bengkulu menyumbang 1 titik panas.
"Ke-8 titik panas di Riau tersebar di daerah pesisir seperti Bengkalis 4 titik, Rokan Hilir 2 titik, Kepulauan Meranti dan Pelalawan masing-masing 1 titik," katanya.
"Tapi dari total 8 titik panas tersebut, hanya 3 titik dipastikan sebagai titik api mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen yakni di Rokan Hilir 2 titik dan Meranti 1 titik," ucap dia.
Secara umum, ujar dia, cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan dengan potensi hujan intensitas ringan terjadi tak merata dan bersifat lokal diprakirakan wilayah bagian Tengah, Barat dan Selatan pada siang atau malam hari.
"Cuaca di wilayah Riau bagian Utara atau wilayah pesisir masih bersifat kering terutama di lahan gambut. Jadi, kita perlu waspadai titik panas di sini dan rentan jadi titik api atau terbakar," tegas Sugarin.