Jumat 11 Mar 2016 18:40 WIB

Pasien ISPA di Kota Bogor Meningkat

Rep: C32/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9).
Foto: ANTARA FOTO/ Feny Selly
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengakui semenjak curah hujan tinggi dan tidak menentu pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pneumonia meningkat. Hal tersebut terlihat dari angka peningkatan sejak Januari hingga Februari 2016.

“Kasus ISPA dan pneumonia memang cenderung meningkat tetapi masih wajar tidak ada kejadian luar biasa (KLB),” kata Pengelola Program ISPA Dinkes Kota Bogor Dwi Sutanto kepada Republika.co.id, Jumat (11/3).

Dwi menjelaskan pada Januari 2016, pasien ISPA Pneumonia di kisaran usia nol hingga lima tahun berjumlah 436 orang. Sementara itu untuk penderita anak-anak usia di atas lima tahun belum ada yang menderita ISPA Pneumonia.

“Nah untuk Februari 2016 itu meningkat penderita ISPA Pneumonia mencapi 486 orang tapi tetap di ats umur lima tahun belum ada yang menderita penyakit itu,” jelas Dwi.

Selain itu untuk pasien ISPA non-Pneumonia pada Januari 2016 di Kota Bogor mencapai 1.914 orang untuk usia nol hingga lima tahun. Sementara di atas lima tahun pasien penyakit tersebut tercatat hingga 5.848 orang.

“Untuk klasifikasi ISPA non-Pneumonia ini di Februari 2016 juga mengalami peningkatan yang usianya di bawah lima tahun mencapai 1.962 orang dan di atas lima tahun mencapai 5.954 orang,” ungkap Dwi.

Meskipun terjadi peningkatan, Dwi menyatakan belum ada warga Kota Bogor yang meninggal karena ISPA Pneumonia atau ISPA non-Pneumonia. Menurut Dwi, bisa dikatan KLB jika ada penderita penyakit tersebut mengelompok pada satu tempat dan ada hubungan secara epidemiologi.

“Kita sudah amati secara mingguan belum ada di satu kelompok yang angkanya tinggi. Rata-rata menyebar di semua wilayah,” tutur Dwi. Dia menegaskan selama ini masih kebanyakan yang terdata pneumonia biasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement