REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Penurunan debit air di sejumlah kawasan kota Ambon mengakibatkan terjadi krisis air bersih yang meresahkan masyarakat, kata kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, Apong Tetelepta.
"Penurunan debit air yang cukup besar terjadi di kawasan Wainitu, Kudamati dan Air Salobar. Hal ini berdampak pada terjadinya krisis air bersih," katanya di Ambon, Jumat (11/3).
Menurut dia, pihaknya mengalami krisis air bersih sebanyak 60 persen dari sumber air untuk melayani masyarakat.
Sumber air yang digunakan untuk melayani masyarakat yakni kawasan Wainitu untuk sebagian besar wilayah kota dan Kusu-kusu yang melayani kawasan Mangga Dua. Sedangkan untuk sumur dalam itu hampir di seluruh kawasan Passo, kecamatan Baguala dan Kecamatan Sirimau.
"Kami telah melakukan pertemuan dengan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy dan menyampaikan penurunan debit air di sejumlah sumber. Wali Kota Ambon menyarankan agar memberikan perhatian khusus terhadap sumur dalam di kawasan Wainitu," ujar Apong.
Ia menyatakan, pihaknya telah mengambil langkah melakukan pengeboran di kawasan Wainitu guna mendapatkan sumber mata air baru.
Pengeboran yang dilakukan sedalam 50 meter dan diperoleh sumber mata air baru yang cukup baik sebanyak 20 liter/kubik dengan kubikasi rata-rata dua kubik/hari.
"Sumber air baru tersebut cukup untuk membantu melayani pemasokan air bersih di kawasan Wainitu dan sekitarnya," kata Apong.
Diakuinya, sumber air yang masih terganggu di kawasan Mangga Dua, karena sampai saat ini belum bisa melakukan pompa air ke sana. Hal tersebut dikarenakan kawasan tersebut berbukit.
Khusus kawasan Benteng Atas, kecamatan Nusaniwe, lanjutnya, saat ini pihaknya sementara melakukan pengeboran sumber mata air baru.
"Pelanggan PDAM di Kota Ambon kurang lebih 70 ribu jiwa. Kami berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih walau pun terjadi penurunan debit air," tandasnya.