Kamis 10 Mar 2016 22:57 WIB

Berinovasi Membantu UKM

Petugas memeriksa paket yang dikirim di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat, Senin (21/3).
Foto: Antara
Petugas memeriksa paket yang dikirim di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat, Senin (21/3).

Oleh: Muhammad Akbar Wijaya/ Wartawan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sekira tiga tahun silam Zaky Hamzah punya kegusaran terhadap produk oleh-oleh khas Depok. Dia heran dengan oleh-oleh khas Depok yang kurang dikenal luas masyarakat. Padahal oleh-oleh khas Depok memiliki kualitas dan keragaman yang mumpuni. 

“Orang Depok sendiri belum banyak tahu mengenai ciri khas oleh-oleh khas Depok,” kata Zaky kepada www.republika.co.id medio Februari 2016.

Setelah terjun langsung mengamati belasan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang oleh-oleh khas Depok, Zaky akhirnya menemukan jawaban. Menurutnya, oleh-oleh khas Depok kurang dikenal karena strategi pemasaran yang bersifat konvensional. 

Zaky bilang, para pelaku UKM oleh-oleh khas Depok hanya mengandalkan toko atau warung-warung kampung sebagai tempat pemasaran. Belum ada yang memasarkan produknya secara online. “Keberadaan UKM oleh-oleh Kota Depok memiliki kelemahan di aspek pemasaran,” kata warga Perumahan Griya Pelita, Pancoranmas Depok ini.

Berbekal kemampuan memanfaatkan internet, Zaky coba membantu para pelaku UKM itu memasarkan produknya. Dia mengatakan pemasaran produk oleh-oleh khas Depok harus lebih inovatif.

Gayung bersambut. Para pelaku UKM bersedia bekerja sama dengan Zaky. Sejak saat itu (tiga tahun lalu) beragam produk oleh-oleh khas Depok seperti dodol belimbing, jus belimbing, sirup belimbing, nastar belimbing, dodol jambu biji merah, keripik emping melinjo, biskuit tempe kurma, dan jus lidah buaya dipasarkan melalui blog, media sosial twitter, facebook, dan instagram yang dikelola Zaky. “Produk olahan belimbing sempat mengalami booming. Beberapa produk juga sudah go nasional,” kata pengelola blog pusatoleholehdepok.blogspot.com ini.

Inovasi pemasaran yang dilakukan Zaky tidak sia-sia. Perlahan namun pasti pesanan terhadap oleh-oleh khas Depok mulai berdatangan dari berbagai kota. Para pelancong yang berkunjung ke Kota Depok juga tidak lagi kebingungan saat ingin mendapat oleh-oleh. Saat ini ada sekitar 11 UKM yang mempercayakan pemasaran produknya kepada Zaky. Untuk menguatkan jaringan bisnisnya Zaky juga membentuk komunitas pecinta oleh-oleh khas Depok yang bernama Dulur Depok.

Untuk memuaskan pelanggan di luar kota Zaky mempercayakan pengiriman produk oleh-oleh khas Depok kepada JNE. Kepercayaan Zaky terhadap JNE terbangun dengan banyak alasan. “Brand ini (JNE) sudah dikenal konsumen,” ujar Zaky.

Bertahun-tahun menggunakan jasa JNE Zaky mengaku tidak pernah mendapat persoalan serius. Mayoritas pelanggannya di luar kota merasa puas dengan ketepatan waktu pengiriman. Selain itu, Zaky juga tidak pernah kebingungan saat menerima order dadakan dari luar kota karena gerai JNE tersebar di berbagai wilayah di Depok. 

“Kami terakhir kirim ke Medan. Sangat terbantu dengan adanya JNE. Sejauh ini tidak ada masalah. Selalu konfirmasi. Alhamdulillaah mereka (pelanggan) terima barangnya tanpa komplain,” kata Zaky.

Presiden Direktur JNE M. Feriadi mengatakan perusahaannya mendukung pertumbuhan e-commerce dan UKM di Tanah Air. Dukungan itu misalnya diwujudkan dengan mengembangkan berbagai inovasi strategis berbasis Friendly Logistic.

Feriadi mengatakan kepuasan dan kepercayaan pelanggan merupakan dua hal penting yang ingin selalu dijaga JNE. Selama 25 tahun JNE meyakini paket yang dikirimkan oleh pengirim akan membawa kebahagiaan bagi penerimanya. “Oleh karena itu JNE mengusung tagline “Connecting Happiness” dan akan terus berupaya memberikan pelayanan prima agar dapat terus menjadi bagian dari kebahagiaan para pelanggan,” kata Feriadi.

Pertumbuhan bisnis e-commerce dan pengguna internet di Tanah Air turut memperketat persaingan bisnis jasa pengiriman ekspres dan logistik. Untuk menghadapi persaingan itu, kata Feriadi, JNE terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan kapasitas pengiriman dengan beragam inovasi.

7 Magnificient

Feriadi mengungkapkan saat ini JNE telah memiliki sekitar 5.000 jaringan layanan yang tersebar di berbagai kecamatan dari Sabang sampai Merauke. JNE juga terus menambah jumlah armada truk dan karyawan yang kini telah berjumlah lebih dari 14.000 orang.

JNE juga sedang membangun pergudangan terluas di Cikarang Jawa Barat  yang mencapai 30.000 m2 atau setara dengan 4 hingga 5 kali luas lapangan sepak bola. Pergudangan ini dapat digunakan untuk kebutuhan distribusi barang oleh pelanggan korporasi maupun UKM.

"Melalui inovasi ini JNE hendak memberikan solusi warehousing (pergudangan) terpadu yang lebih efektif dan terjangkau bagi para pelaku UKM. Agar UKM dapat berfokus pada pengembangan usaha,” ujar Feriadi.

Di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi JNE mengembangkan inovasi berupa aplikasi MyJNE, JNE-PopBox, @box prepaid, promo JNE Super Speed, JNE International Shipment, layanan CD Music, dan JNE Trucking. Seluruh inovasi ini mereka namakan "7 Magnificient".

"Kami percaya untuk memperkuat perkembangan bisnis maka penguatan di sektor teknologi dan infrastruktur memainkan peran sentral," kata Feriadi.

JNE juga menyediakan layanan JLC (JNE Loyalty Card) bagi pelanggannya. Serta menyediakan layanan PIPO (Pick-up Point) yaitu fasilitas penyimpanan khusus yang kini telah tersedia di 15 cabang utama JNE di seluruh Indonesia. Perusahaan juga memaksimalisasi fitur JOB (JNE Online Booking), meningkatkan pengembangan laman JNE, serta meningkatkan kerja sama dengan mitra-mitra strategis untuk pengiriman internasional.

JNE juga aktif berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan melalui akun media sosial JNE untuk memaksimalkan komunikasi langsung kepada pelanggan, yaitu Twitter: @JNE_ID dengan jumlah followers saat ini mencapai 98.572, Facebook: JNE Pusat mencapai 134.440 fans, Youtube 261 subscribers dan Linkedin 5.493 followers

Feriadi optimistis inovasi yang dilakukan JNE  dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta kapasitas pengiriman mereka. "Pada 2015 JNE melakukan rata-rata 12 juta pengiriman per bulan. Yang berarti jumlah pengiriman tersebut mencapai  400 ribu per hari, 17 ribu per jam dan kurang lebih 280 kiriman per detik di seluruh Indonesia," kata Feriadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement