Kamis 10 Mar 2016 17:10 WIB

Dubes Cina: Kereta Cepat Indonesia Terbaik dalam Sejarah

Presiden Jokowi menandatangani prasasti proyek kereta cepat.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi menandatangani prasasti proyek kereta cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Cina untuk Indonesia Xie Feng mengatakan proyek kereta cepat merupakan proyek terbaik yang dikerjakan Cina selama ini. Dia juga mengatakan bahwa Indonesia mendapatkan kontrak kerja sama yang sangat baik dari Cina untuk membangun sarana infrastruktur tersebut.

"Penawaran kerja sama dari China Railway International untuk kereta cepat Jakarta-Bandung ini adalah yang terbaik dalam sejarah kerja sama kami," kata Xia Feng di Kantor Wakil Presiden RI di Jakarta, Kamis (10/3).

Dengan kerja sama tersebut, dia berharap hubungan bilateral antara kedua negara, khususnya di bidang ekonomi, dapat terjalin semakin erat ke depannya. "Tiongkok dan Indonesia memiliki tujuan yang sama, kita berada dalam satu perahu yang mendayung ke arah yang sama. Oleh karena itu, kami (Pemerintah Cina) kerja sama ini berdampak jangka panjang bagi hubungan bilateral kita," katanya.

Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan membentang 150 km dan dibangun secara layang atau elevated. High Speed Railways itu akan melesat dengan kecepatan 250 km per jam melewati empat stasiun antara lain Halim, Karawang, Walini, Gedebage.

Pembangunan kereta cepat dengan investasi sekitar Rp70 triliun tersebut melibatkan konsorsium BUMN yaitu PT Wijaya Karya (Persero), PT KAI (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

Konsorsium BUMN dengan nama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PBSI) membentuk perusahaan patungan dengan China Railway International Co. Ltd, dengan nama PT Kereta Cepat Indonesia China.

Bappenas sendiri baru-baru ini telah meminta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) segera melengkapi izin, dan memulai pengerjaan fisik kereta cepat Jakarta-Bandung. Pengerjaan fisik kereta cepat perlu segera dilakukan untuk menunjukkan kemajuan megaproyek tersebut dan menjaga target selesainya pembangunan proyek pada 2018. Kemajuan fisik proyek tersebut, dinilai akan meminimalkan terjadinya perubahan kebijakan oleh pemerintah baru setelah pergantian periode pemerintahan pada 2019. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement