Kamis 10 Mar 2016 16:36 WIB

GMT Berakhir, Kemenristekdikti Tekankan Penelitian Terkait Fenomena Alam

Rep: C36/ Red: Winda Destiana Putri
Tugu Yogyakarta Nampak berbentuk siluet saat terjandinya gerhana matahari Rabu (9/3).
Foto: Republika/Darmawan
Tugu Yogyakarta Nampak berbentuk siluet saat terjandinya gerhana matahari Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mengatakan pihaknya akan mendorong penelitian terkait fenomena alam pascagerhana matahari total (GMT) pada Rabu (9/3).

Pihaknya juga mendorong riset yang aplikatif untuk kepentingan masyarakat berdasarkan temuan-temuan selama dan pasca GMT.

"Kami minta agar para peneliti meneruskan berbagai penelitian mengenai fenomena alam apa saja yang terjadi saat dan pasca GMT. Temuan-temuan tentang fenomena alam baru juga harus didalami," tegas Nasir kepada awak media di Jakarta, Kamis (10/3).

Menurut dia, jenis penelitian GMT yang akan diutamakan adalah yang aplikatif bagi masyarakat. Nasir mencontohkan penelitian dan pengembangan pola pemantauan kondisi darat lewat satelit saat GMT.

"Sistem ini akan kami kembangkan melalui satelit LAPAN 2 dan LAPAN 3 yang akan diresmikan dalam waktu dua tahun ini," tambahnya.

Nasir juga mengapresiasi banyaknya kesempatan mengamati GMT yang diberikan kepada masyarakat dan pelajar. Menurut Nasir, kesempatan melihat proses gerhana secara langsung merupakan bentuk apresiasi kepada ilmu pengetahuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement