REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof H M Subuh menyarankan masyarakat untuk melakukan cek darah jika mengalami demam tinggi secara terus-menerus. Hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya indikasi mutasi virus yang mengakibatkan demam tinggi bagi anak-anak hingga dewasa itu.
"Kalau soal virus mutasi baru, kami duga belum ada potensi hal tersebut terjadi. Panas tubuh dengan suhu sangat tinggi, inkubasi singkat, durasi panas 3 - 5 hari dan selama panas tidak pernah berhenti biasanya merupakan gejala virus," jelas Subuh ketika dikonfirmasi Rebublika, Rabu (9/3).
Panas yang tidak pernah berhenti, lanjutnya, biasanya terjadi tanpa jeda, yakni pagi hingga sore. Setelah dilakukan pemeriksaan darah, baru bisa diidentifikasi virus dan penyebab virusnya.
"Virus bisa berupa demam berdarah (DB), flu, thypus atau chikungunya. Harus diperhatikan pula gejala-gejala yang mengetahui agar virus bisa dipastikan dengan tepat," ungkap Subuh.
Karena itu, pihaknya menyarankan warga segera melakukan cek darah jika mengalami demam selama tiga hari. Sebab, kondisi perubahan cuaca dan maraknya penyakit dapat mengaburkan gejala-gejala virus tertentu.
"Selain itu, masyarakat perlu menjaga kestabilan kesehatan tubuh dengan makan sehat dan teratur serta isrirahar cukup," tambah Subuh.