Rabu 09 Mar 2016 18:42 WIB

Penelitian GMT oleh LAPAN-NASA Terkendala Awan Tebal

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ilham
Dua petugas Lapan menyiapkan teleskop untuk pengamatan gerhana matahari total (GMT)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Dua petugas Lapan menyiapkan teleskop untuk pengamatan gerhana matahari total (GMT)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) melakukan penelitian dan pengamatan Gerhana Matahari Total (GMT) di Kecamatan Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara. Penelitian ini juga melibatkan peneliti dari National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Emanuel Sungging menerangkan, pengamatan GMT kali ini kurang memuaskan. Hal ini karena kondisi awan yang cukup tebal sekitar 65 persen Kecamatan Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara.

"Nah, saat itu awan tebal sebanyak 65 persen. Pada saat totalitas GMT di sini (Maba--Red) lebih banyak tertutup awan," kata Emanuel Sungging kepada Republika.co.id, Rabu (9/3).

Menurut pria yang biasa disapa Sungging ini, LAPAN dan NASA hanya berhasil merekam data GMT pada 60 detik terakhir pada saat totalitas. Totalitas GMT di wilayah ini sendiri terjadi dari pukul 09:52 hingga 09:56 WIT.

Karena kendala tersebut, Sungging menjelaskan, penelitian ini hanya bisa mendapatkan spektrum dan citra matahari. Rekam data-data tersebut harus dikaji dan ditelaah terlebih dahulu. Dia menilai kesimpulan hasil data penelitian mereka kemungkinan besar akan dinyatakan pada Juni mendatang dalam kegiatan simposium GMT di Bandung, Jawa Barat.

Mengenai hasil penelitian ini, tindaklanjutnya akan menjadi laporan riset LAPAN ihwal GMT. "Hasil ini nantinya bisa dibaca dan jadi referensi para peneliti lainnya dan masyarakat," kata Sungging.

Sebagai informasi, GMT di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara berlangsung selama tiga jam. Kontak pertama hingga terakhir terjadu dari pukul 08:37 WIT sampai 11:23 WIT. Sementara totalitas GMT ini terjadi pada jam 09:52 sampai 09:56 WIT.

Mengenai penelitian bersama NASA, Sungging mengatakan, ini sudah disiapan sejak setahun lalu. Menurut dia, NASA tertarik untuk mengamati fenomena langka dan ingin ikut terlibat dalam penelitian dan pengamatan GMT bersama LAPAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement