Rabu 09 Mar 2016 17:31 WIB

Begini Respons Reptil Saat Gerhana Matahari

Rep: C32/ Red: Ilham
Fase gerhana matahari yang dilihat dari kawasan Patung Dirgantara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (9/3).
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Fase gerhana matahari yang dilihat dari kawasan Patung Dirgantara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pemantauan terhadap beberapa jenis hewan, salah satunya reptil ketika gerhana matahari total (GMT). Peneliti Herpetofauna Pusat Penelitian Biologi LIPI mengungkapkan, reptil biawak mempunyai respons berbeda.

"Biawak ini nokturnal ya, aktif saat malam hari mestinya terpengaruh saat GMT, tapi ternyata malah hanya diam bertengger di ranting," kata Peneliti Herpetofauna Puslit Biologi LIPI, Evy Arida, Rabu (9/3), di Cibinong Science Center LIPI, Rabu (9/3). (Pelajar Amati Lumba-lumba Saat GMT di Ancol).

Selain biawak, reptil nokturnal lainnya juga memperlihatkan perilaku yang sama. Evy juga meneliti beberapa jenis reptil lain seperti kura-kura Brazil, Ambon, dan Sulawesi.

Selama proses pemantauan yang dilakukan sejak pagi hari (9/3), Evy hanya menggunakan kamera seadanya. "Kami hanya pakai kamera biasa lalu dipasang di beberapa sudut di dalam penangkaran," kata Evy.

Setelah memasang kamera, Evy meninggalkan peralatan tersebut agar respon binatang tetap alami. Namun hingga GMT berlangsung, lanjut Evy, tidak ada respons berbeda meskipun termasuk golongan hewan beraktivitas malam.

"Kura-kura Sulawesi tidak bergeming hanya mengangguk-anggukan lehernya sekitar 15 menit. Lalu Kura-kura Papua hanya berpindah dari air ke daratan," kata Evy.

Dari pantauannya, Evy berasumsi hewan reptil meskipun nokturnal tidak terpengaruh cahaya redup saat GMT. Dia menjelaskan, reptil hanya terpengaruh ketika terasa adanya perubahan suhu signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement