Selasa 08 Mar 2016 12:36 WIB

BMKG Deteksi 13 Titik Panas di Riau

Titik Panas  (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Titik Panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 13 titik panas di Provinsi Riau yang tersebar di tiga kabupaten. Yakni Bengkalis, Siak dan Meranti. "Titik panas terbanyak terpantau di Bengkalis dengan 11 titik. Sementara satu titik panas lainnya terpantau di Siak dan Meranti," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru Selasa (8/3).

Dia menjelaskan, keberadaan titik panas itu terpantau oleh satelit NOAA melalui pencitraan sensor Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB. Menurut Sugarin, dari 13 titik panas yang terpantau tersebut, 11 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. "Sembilan titik api terpantau di Bengkalis, selanjutnya satu titik masing-masing terpantau di Meranti dan Siak," jelasnya.

Ia melanjutkan, keberadaan titik api berkurang dalam dua hari terakhir. Menurut dia, berkurangnya titik api tersebut dikarenakan petugas yang terus berusaha melakukan pemadaman dalam beberapa pekan terakhir. "Selain itu, sejumlah wilayah sempat diguyur hujan meski curah hujan minim," katanya.

Pemerintah Provinsi Riau mulai Senin (7/3) lalu menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) sebagai upaya untuk mempercepat pencegahan dan penanggulangan kebakaran. "Karena lebih banyak daerah menetapkan siaga darurat kebakaran lahan, maka kita mengakomodir itu untuk disampaikan ke pusat. Selain itu, status siaga darurat ini juga untuk mempercepat penanggulangan dan pencegah kebakaran lahan," kata Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.

Dia menyatakan sebelumnya sebanyak enam daerah telah menetapkan status siaga darurat Karlahut. Keenam daerah itu adalah Meranti, Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak dan Pelalawan. Sementara itu, khusus untuk status siaga darurat karlahut Riau akan diterapkan selama tiga bulan mendatang.

Menurut dia, langkah tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah hal seperti prediksi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru yang menyatakan bahwa curah hujan wilayah utara Riau terus menipis.

Menurutnya, dengan ditetapkannya status tersebut, selain memaksimalkan proses pemadaman juga dapat memaksimalkan upaya pencegahan termasuk sosialisasi ke masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement