REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Sebanyak 5.070 pecalang atau petugas keamanan desa adat di Kabupaten Buleleng, Bali siap mengamankan rangkaian jalannya Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938.
"Kalangan pecalang di desa adat siap amankan Nyepi baik ketika perayaan malam 'pengerepukan' pada Selasa (8/3) maupun saat 'Sipeng' Rabu (9/3)," kata Ketua Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Buleleng, Dewa Putu Budarsa di Singaraja, Bali, Selasa (8/3).
Ia mengatakan, di masing-masing desa pakraman di Buleleng terdapat sekitar 30 orang pecalang. Di wilayah itu terdapat sebanyak 169 desa pakraman.
Ia menambahkan, pecalang akan menjadi prioritas saat pengamanan rangkaian Nyepi di setiap desa pakraman. Mereka akan berkoordinasi dengan petugas keamanan di masing-masing desa, baik Babinsa maupun Babinkamtibas," ujarnya.
Saat malam pengerupukan ada sebanyak 861 ogoh-ogoh yang akan diarak di seluruh wilayah Buleleng. Jumlah terbesar ada di Kota Singaraja sebanyak 161 ogoh-ogoh. Saat malam pengerupukan, setiap pengusung ogoh-ogoh tidak boleh melewati batas desa pakraman saat pawai. Alasannya agar tidak terjadi gesekan antardesa saat pawai.
"Kami tetap berkoordinasi dengan kelian-kelian desa pakraman dan pecalang untuk mengawasi dari saat upacara pengerupukan di masing-masing catus pata, mengarak ogoh-ogoh, karena pada saat mengarak ogoh-ogoh itu kami intruksikan jangan melawati desa pakraman," katanya.
Saat pelaksanaan Nyepi, pecalang juga akan mengawasi setiap desa pakramannya. Setiap orang tidak diperkenankan keluar dari rumah tanpa alasan yang darurat. Jika ada yang melanggar, maka akan dikenakan sanksi sesuai awig-awig desa pakraman masing-masing.