REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus memantau munculnya titik api atau hotspot di sejumlah daerah terutama yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Kita sudah monitor terus dari hari ke hari," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Senin (7/3).
Siti mengatakan hal tersebut di sela-sela menerima penghargaan tokoh perempuan "International Women of Chang" dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional yang akan diperingati pada 8 Maret 2016.
Siti Nurbaya mengatakan tim kementerian menemukan terdapat 370-500 titik api (hotspot) baru di Papua pada tahun ini. "Hal yang mengkhawatirkan adalah Papua yang di tahun lalu masih kosong, dan tahun sekarang angkanya sudah di 370-500-an," katanya.
Siti mengaku titik api tersebut bukan disebabkan oleh pembakaran yang dilakukan oleh korporasi, melainkan karena kebiasaan masyarakat setempat.
Sementara itu, saat ini dua daerah di pesisir Provinsi Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti dan Bengkalis, menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan karena potensi kebakaran yang tinggi membutuhkan tindakan penanggulangan secepatnya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin, mengatakan dari citra satelit Terra dan Aqua yang terbarui pada 29 Februari pukul 16.00 WIB, menunjukan ada dua titik panas (hotspot) di Riau.