Senin 07 Mar 2016 20:24 WIB

Kakek Pemerkosa Anak SD Ditahan

Pencabulan (ilustrasi)
Foto: bhasafm.com
Pencabulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAPAKTUAN --  Polres Aceh Selatan menahan tersangka Tar (52 tahun) yang diduga telah memperkosa anak di bawah umur. Korban masih duduk di sekolah dasar di Kecamatan Pasie Raja.

Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Darmawanto di Tapaktuan, Senin (7/3), mengatakan, setelah menerima laporan dari keluarga korban, pihaknya langsung mengamankan pelaku dan kini ditahan.

"Setelah menjalani proses pemeriksaan ternyata pelaku mengakui seluruh perbuatannya sehingga pelaku langsung ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan di sel Mapolres Aceh Selatan sejak Kamis (4/3)," tambahnya.

Sementara itu, ayah kandung korban, Zainudin Is yang ditemui di Mapolres Aceh Selatan mengungkapkan, berdasarkan keterangan anaknya, kejadian pemerkosaan itu pada Ahad (28/2) pagi. Saat itu, korban bersama seorang temannya sedang melintas di depan rumah pelaku.

Tiba-tiba tersangka memanggil korban ke rumahnya. Tar yang saat itu sedang menggendong salah seorang cucunya, pura-pura menyuruh korban untuk menggendong cucunya sebentar karena ingin beli rokok.

Permintaan Tar tersebut rupanya modus untuk menipu korban. Saat korban telah masuk ke dalam rumahnya, tersangka justru meletakkan cucunya di lantai dan langsung menyeret korban ke dalam kamar. Suasana rumah pelaku yang sunyi karena seluruh keluarganya sudah keluar rumah, membuat pelaku leluasa memperkosa korban.

"Saat sudah di kamar, pelaku langsung melakukan niat bejatnya dengan cara mulut anak saya dibekap dengan kain sehingga tidak bisa berteriak," ungkap Zainudin. Menurut Zainudin, kejadian pemerkosaan tersebut baru diketahui pada Senin (29/2), setelah dirinya memaksa anaknya tersebut untuk mengungkapkan persoalan yang menimpanya.

Korban baru bersedia mengungkapkan identitas orang yang telah memperkosanya. Ayah kandungnya mengancam akan menggorok lehernya jika tidak mau mengungkapkan kejadian yang menimpanya tersebut.

"Sebenarnya pada hari Minggu (28/2), saya telah menaruh curiga melihat kondisi fisik anak saya saat pulang ke rumah. Karena dia berjalan sudah mengangkang dan seperti hoyong. Namun saat saya tanya, dia tidak mau mengaku," ujarnya.

Kemudian pada Senin (29/2) saat dia pergi ke sekolah, kata Zainuddin, dirinya kembali melihat di bagian belakang rok anaknya basah.

"Setelah saya periksa ternyata darah yang keluar dari vaginanya. Saat itulah saya mengambil parang, jika dia tidak mengakui siapa orang yang telah memperkosanya, maka saya ancam akan menggorok lehernya, saat itulah dia mau mengakui bahwa dia telah diperkosa oleh Tari pada hari Minggu," kata Zainudin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement