Senin 07 Mar 2016 20:15 WIB

Ini Cara Aman Saksikan GMT Menurut Astronom

Pengunjung mencoba kacamata dan teleskop untuk melihat gerhana matahari di Planetarium dan Observatorium, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (7/3). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengunjung mencoba kacamata dan teleskop untuk melihat gerhana matahari di Planetarium dan Observatorium, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (7/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar astronomi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bintoro Anang Subagyo mengungkapkan beberapa cara aman untuk melihat gerhana matahari pada 9 Maret 2016.

"Gerhana matahari merupakan fenomena langka yang sangat baik untuk disaksikan, karena hal itu akan merangsang pola berpikir ilmiah dan meningkatkan rasa keingintahuan mengenai fenomena alam," katanya di Surabaya, Senin )7/3).

Dosen Fisika FMIPA ITS itu menjelaskan gerhana matahari sebenarnya hampir setiap tahun terjadi, tapi tidak terjadi di tempat yang sama, seperti pada Agustus 2017 akan terjadi GMT di wilayah Amerika Utara. "Mungkin Indonesia akan mengalami GMT lagi sekitar 30 tahun ke depan, namun tidak menutup kemungkinan adanya gerhana matahari parsial, cincin, dan sebagainya," katanya.

Menurut dia, cara yang benar untuk melihat GMT adalah butuh alat yang tidak mahal untuk melihat gerhana matahari dengan aman. "Kita bisa membuat pinhole, menggunakan kedok las, atau membeli kacamata khusus gerhana. Harganya saya rasa tidak mahal sekitar Rp 30 ribu-Rp 50 ribu," ujarnya.

Ia memberikan arahan pinhole bisa dibuat dengan memberikan lubang kecil pada kertas karton atau kardus yang ditempeli aluminium foil. "Lubang tersebut berfungsi menangkap sinar matahari untuk kemudian diproyeksikan pada kertas putih untuk pengamatan," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement