REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kesehatan Nahdatul Ulama (LKNU) diduga mendukung gerakan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Dugaan tersebut hadir setelah beredarnya sebuah poster penanggulangan wabah HIV/AIDS dengan menampilkan figur sepasang lelaki.
Ketua LKNU Hisyam Said Budairy membantah dugaan tersebut. Ia mengungkapkan poster tersebut merupakan poster lama yang diproduksi Komisi Penanggulangan Aids Nasional (KPAN) pada 2013 lalu. Ia menjelaskan, ketika diproduksi, pihaknya telah menyatakan keberatan bila poster tersebut memampang logo institusi PBNU di dalamnya.
"Waktu itu kami keberatan bila ada logo NU di sana (poster), karena konotasinya seperti menganjurkan pengunaan kondom," ucap Hisyam pada Republika, Senin (7/3).
Pada waktu itu, lembaga donor bernama Global Fund, memang menjalin kerja sama dengan LKNU, termasuk KPAN, untuk menanggulangi wabah HIV/AIDS.Termasuk dalam memproduksi poster tersebut. Namun, lanjutnya, produksi poster pada saat itu tidak ditujukan untuk kebutuhan informasi umum atau publik.
"KPAN memproduksi poster itu untuk kepentingan market study sebetulnya," kata Hisyam.
Karena itu, ia heran mengapa poster tersebut masih beredar dan ternyata dipampang di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas. "Jadi agak melenceng dari tujuan (produksi) awal," ucapnya.
Saat ini, Hisyam telah menginstruksikan agar LKNU mencari dokumen rapat terkait produksi poster tersebut yang menyatakan pihaknya menolak pencantuman logo NU di dalamnya. Ia juga telah mengklarifikasi dugaan LKNU mendukung gerakan LGBT di situs PBNU.