REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemadaman aliran listrik di wilayah Lampung dinilai semakin mengkhawatirkan. Warga di Kota Bandar Lampung mengaku sudah tidak nyaman lagi dengan pelayanan PT PLN Distribusi Lampung terkait dengan seringnya pemadaman listrik yang waktunya sudah tidak tentu lagi.
“Saya dan warga di tempat kami sudah tidak nyaman lagi dengan tindakan PLN yang mematikan lampu seenaknya saja setiap hari bahkan sehari bisa dua tiga kali mati lampu,” kata Adi, warga Perum Wayhalim, Bandar Lampung, Senin (7/3).
Menurutnya, pemadaman listrik di Lampung seakan menjadi momok bagi warga untuk melakukan pekerjaan. Padahal, ujar dia, warga pelanggan PLN terus membayar tagihan rekening listrik setiap bulan tepat waktu, dan kalau telat didenda.
Sedangkan Yudi, warga Hanura, Kabupaten Pesawaran, juga mengeluhkan dengan pemadaman listrik yang sering terjadi di daerahnya. Pedagang usaha kecil tersebut sangat membutuhkan setrum listrik untuk mengolah bahan makanannya pada malam hari.
“Kalau sering mati lampu seperti ini, bisa bangkrut usaha kami,” tuturnya. Soalnya, ia mengatakan, ia dan keluarganya bekerja malam hari penuh untuk jualan besoknya. Tapi kalau listrik sering padam terpaksa keluarganya menganggur tidak ada yang dikerjakan, karena menggunakan peralatan elektronik.
Pemadaman listrik di Lampung terus menunjukkan peningkatan pada tahun ini, setelah sebelumnya mulai Oktober hingga Desember tahun lalu terjadi pemadaman. Pemadaman listrik bisa tiga kali sehari dengan lama padam berkisar tiga sampai empat jam.
PT PLN Wilayah Lampung menyatakan, saat ini sedang terjadi gangguan pada PLTU Tarahan Unit 3. Kerusakan PLTU tersebut terjadi bocor pada tube, dan masih dalam perbaikan. Kerusakan PLTU tersebut membuat Lampung mengalami defisit pasokan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan.
Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Distribusi Lampung, I Ketut Darpa, mengatakan, PLTU Tarahan Unit 3 masih dalam tahap pemeliharaan. Gangguan PLTU terjadi sejak 23 Februari lalu. Ia menjanjikan listrik akan normal kembali pada pertengahan bulan ini. Namun, kata dia, paling cepat 9 Maret nanti sudah selesai.
Data PLN menyebutkan pasokan daya dari pembangkit di Lampung mencapai 304 megawatt (MW) ditambah transfer daya dari luar 340 MW. Sedangkan pada beban puncak, kebutuhan daya listrik mencapai 854 MW, sedangkan Lampung mengalami defisit daya sebesar 80 sampai 130 MW pada beban puncak yakni pukul 17.00 hingga pukul 22.00, dan defisit daya pada pagi hari sebesar 60 MW pada pukul 05.00 sampai 07.00.